tag:blogger.com,1999:blog-16887868416643675002024-03-13T20:35:15.261-07:00Bahan MakalahUnknownnoreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-1688786841664367500.post-91803698611751378022012-07-04T03:04:00.002-07:002012-07-04T03:20:20.268-07:00Modul Ilmu Budaya Dasar ( I B D ) oleh Bayu Pramutoko,SE,MM<h1 class="post-title">
Ilmu Budaya Dasar ( I B D )</h1>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: 14pt;">ILMU BUDAYA DASAR</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: 14pt;">( I B D )</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><i>Dosen Pembina : Bayu Pramutoko,SE,MM</i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: 14pt;">Pendahuluan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Ilmu
Budaya Dasar (IBD) sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU), diberikan
kepada mahasiswa di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta,
bertujuan untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan
apresiasi mahasiswa terhadap lingkungan budaya. Ada dua hal yang
menyebabkan pentingnya pembahasan materi itu, yaitu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pertama,
tema-tema IBD merupakan <br />
<a name='more'></a>tema-tema inti permasalahan dasar manusia yang
dialami dan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, seperti tema-tema yang
telah disusun oleh Konsorsium Antar Bidang yang <b>meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kedua,
pada saat ini, terdapat kecenderungan bahwa ilmu atau ilmuwan sering
mengabaikan sikap dan perilaku moral. Banyak di antara ilmuwan yang
menganggap bahwa aspek moral itu tidak penting. Menurutnya, aspek yang
lebih penting daripada moral dalam suatu ilmu adalah ontologis dan
epistemologis. Apabila hal itu yang terjadi, maka ia akan mengabaikan
unsur manusiawinya, kurang berbudaya, dan tidak peka terhadap
permasalahan moral. Untuk mengantisipasi hal itu, setiap sarjana dirasa
perlu memahami aspek budaya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Penyusunan
buku ini disiapkan dalam beberapa aspek pokok.Mengingat tema IBD sangat
luas, maka pembahasannya dilakukan dengan pendekatan multidisiplin ilmu
pengetahuan, seperti budaya, filsafat, etika, dan agama. Mengingat
begitu luasnya wawasan tema IBD. Dalam buku ini juga dilampirkan
tulisan-tulisan ilmuwan yang berkiprah dalam masalah humaniora.
Tulisan-tulisan itu bertujuan untuk pendalaman materi pokok IBD melalui
pengembangan daya imajinasi dan apresiasi mahasiswa.</div>
<div class="MsoNormal">
<b>B. Ilmu Budaya Dasar </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Ilmu
Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu komponen dari sejumlah matakuliah
Dasar Umum (MKDU), sebagai matakuliah wajib yang menjadi kesatuan dengan
matakuliah lain di Perguruan Tinggi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Secara khusus MKDU bertujaun untuk menghasilkan warga negera sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
a.
Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya
mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki intergritas
kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan
kemanusiaan scbagai sarjana Indonesia.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
b.
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai
dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk
agama lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
c.
Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam
menyikapi permasalah kehidupan baik sosial, ekonomi, politik,
kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
d.
Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bcrmasyarakat dan
secara bcrsama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitas-nya,
maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta di
dalam pelestariannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>C. Pengertian Ilmu Budaya Dasar</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Secara
sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat membcrikan
pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Istilah
IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’.
Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus
yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan
mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa
dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai,
yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu
The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain
sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar
(atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan
The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi:
Pengetahuan Budaya).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pengetahuan
Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup
keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun
dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti
seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu
Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah
usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik
secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun
dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya
(The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan
pengertian-pengertian yang berasa! dari berbagai bidang pengetahuan
budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Dengan perkataan lain dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat matakuliah IBD ini, mahasiswa diharapkan memperlihatkan:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
a.
Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan
diluar lingkungannya, menelaah apa yang dikcrjakan sendiri dan mengapa.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
b. Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
c.
Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya
sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan scbaliknya
mcnolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>D. Tujuan Ilmu Budaya Dasar (IBD).</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Sebagaimana
dikemukakan di atas, penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain
merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikem-bftngkan untuk mengkaji
msalah-masalah manusia dan kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa
matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik seorang pakar dalam
salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam pengetahuan
budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu
usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik
yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut
dirinya sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dan
bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini,
mahasiswa harus mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali
dapat membuatnya masa bodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak
selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga,
mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara
memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas
dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu
dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya
sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara
tidak langsung Budaya Dasar akan membantu mereka untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Berpijak
dari hal di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk
mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan
dengan kebudayaan, agar daya</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
a.Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga
mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
terutama untuk kepentingan profesi mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
b.Memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka
tcntang masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis
mercka tcrhadap persoalan-persoalan yang mcnyangkut kedua hal tcrscbut.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
c.Mcngusahakan
agar mahasiswa sebagai caion pcmimpin bangsa dan ncgara, serta ahli
dalatn bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat
kedaerahan dan pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini tcrjadi karcna
ruang lingkup pendidikan kita amat dan condong mem-buat manusia
spcsialis yang berpandangan kurang luas. Matakuliah ini berusaha
menambah kcmampuan mahasiswa untuk menanggapi nilai-nilai dan masalah
dalam masyarakat lingkungan mereka khususnya dan masalah seria
nilai-nilai umumnya tanpa terlalu terikat oleh disiplin mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
d.Mcngusahakan
wahana komunikasi para akademisi, agar mercka lebih mampu bcrdialog
satu sama lain. Dengan mcmiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan dapat lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi
ini selanjutnya akan lebih memperlancar pclaksanaan pembangunan dalam
bcrbagai bidang keahlian. Mcskipun spcsialisasi sangat penting,
spcsialisasi yang terlalu sempit akan membuat dunia scorang
mahasiswa/sarjana menjadi tcrlalu sempit. Masyarakat yang pcrcaya pada
pentingnya modcrnisasi tidak akan dapat memanfaat-kan sccara penuh
sarjana-sarjana demikian, scbab proses modcrnisasi mcmerlukan orang yang
bcrpandangan luas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Secara
umum tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan keperibadian serta
perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai
gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala
berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi
dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas. Jika
diperinci, maka tujuan pengajaran llmu Budaya Dasar itu adalah:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.Menyadarkan
mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat
menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
4.Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan kebudayaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
5.Memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
6.Menimbulkan minat untuk mendalaminya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
7.Mcndukung dan mcngcmbangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
8.Tidak terjerumus kepada sifat kedaarahan dan pengkotakan disiplin ilmu.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
9.Menambahkan
kemampuan mahasiswa untuk mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam
masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
10.Mempunyai kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan kebudayaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
11.Terjalin interaksi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan komunikatif.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
12.Menjembatani para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah kemanusiaan dan budaya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
13.Memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh berbagai cendekiawan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
14.Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
15.Agar mampu memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma pendidikan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dari
kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut diatas, dua masalah
pokok biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup kajian matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua masalah pokok
tersebut ialah :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
a.Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan
dan budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya
(The Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di
dalam pengetahuan budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai
disiplin dalam pengetahuan budaya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
b.Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Proses budaya sebagai kemapanan Emosional</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari Basic Cultural ,
akan dapat diketahui kemapanan emosi dan sosialnya. Dan ini akan
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dengan adat kebiasaan
hidupnya sehari-hari dalam interaksinya (pergaulan) dengan manusia lain,
pengaruh lain yang ditimbulkan secara individu adalah ketrampilan yang
diperoleh dari interaksi yang terjadi terus-menerus tersebut, sehingga
bisa melekat pada diri individu itu selama-lamanya. Seperti bunyi
pepatah “ Lain lading lain belalang-lain lubuk lain pula Ikannya “
artinya disuatu tempat akan beda cara dan kebiasaanya sehari-hari dengan
tempat lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bidang ilmu yang dibawanya kelak juga akan dipengaruhi oleh budaya dan adapt istiadat yang sudah melekat dalam dirinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Maka seringkali kita
saksikan, sebuah perilaku sosial yang menyimpang dari adat kebiasaan
yang lazim, Dan itu terjadi 1 orang dari 10 orang yang lain yang
memiliki sikap yang berbeda. Namun kita tidak bisa menjustifikasi atau
menghakimi tindakan dia salah, karena fenomena yang terjadi pada diri
seseorang berasal dari kejadian yang ditimbulkan sebelumnya.Sikap-sikap
tersebut adalah :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.Angkuh</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.Sombong</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.Mau menang Sendiri</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
4.Egois</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
5.Sektarian</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
6.Acuh tak acuh</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sikap-sikap tersebut
akan terbawa pada saat mereka memiliki kepandaian atau pengetahuan,
sehingga akan menjadi lain manakala ilmu tersebut digunakan pada hal-hal
yang buruk.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada sementara orang
yang mengatakan bahwa sikap yang berbeda akan membawa dampak kemajuan
dalam hidupnya, tetapi dilain pihak ada yang mengatakan sebaliknya,
yaitu membawa kehancuran dalam dirinya. Yang terbaik adalah keselarasan
yaitu membentuk sikap yang selaras dan sesuai dengan norma-norma yang
ada di masyarakat. Dari perpaduan orang yang memiliki pribadi yang baik
dan ilmu yang dimiliki, akan berguna bagi umat manusia.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Berkesenian dapat
membentuk sikap dan pribadi yang baik, hal ini dapat dilakukan apabila
seseorang memahami proses sebuah penciptaan karya seni, dimana dari
awalnya ada proses : “ CIPTA – RASA – KARSA “</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.CIPTA
: Adalah sebuah proses perenungan yang dilakukan dengan kontemplasi,
yang dalam hal ini didasarkan dari kedalaman ilmu seseorang dari olah
batin, pengetahuan, wawasan serta ketajaman intuisi seseorang hingga
tercipta sebuah karya seni.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.RASA
: Setelah proses pertama selesai, maka selanjutnya dari hasil
penciptaan hingga menghasilkan karya seni tersebut sebelum di edarkan
atau diinformasikan pada orang lain, dirasakan terlebih dahulu oleh
sang pembuatnya. Dari proses ini terjadi perpaduan antara pikiran dan
perasaan sehingga terjadi dialog yang kemudian bisa memutuskan layak dan
tidaknya karya ini ditampilkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.KARSA
: setelah selesai dalam proses pengkombinasian tersebut, maka kemudian
dilakukan proses tahapan terakhir yaitu mengkarsakan atau
memvisualisasikan dalam bentuk gerakan, lukisan, tulisan atau bentuk
lain yang diinginkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Proses
– proses tahapan tersebut terjadi begitu cepat, tergantung dari
kemampuan seseorang dalam memadukan segala potensi yang dimilikinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: 14pt;">Kebudayaan </span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b>A. Pendahuluan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Diakui
secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses
pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa. Lebih-lebih jika bangsa itu
sedang membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan
tantangan zamannya. Dilihat dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain
adalah usaha sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih
baik. Menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi. Menciptakan
kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih nikmat. Pembangunan
adalah suatu intervensi manusia terhadap alam lingkungannya, baik
lingkungan alam fisik, maupun lingkungan sosial budaya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pembangunan
membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan
hidupnya. Serentak dengan laju perkembangan dunia, terjadi pula dinamika
masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang
sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa
perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia di dalam masyarakatnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pembangunan
Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur
yang merata, materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila. Bahwa hakekat
pembangunan Nasional adalah pembangunam manusia Indonesia seutuhnya dan
pcmbangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan
tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi pembangunan hendaknya
menempatkan manusia scbagai pusat intcraksi kcgiatan pcmbangunan
spiritual maupun material. Pembangunan yang melihat manusia sebagai
makhluk budaya, dan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Hal itu
berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa.
Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki
moralitas serta integritas sosial yang tinggi. Manusia yang taqwa kepada
Tuhan Yang Mahasa Esa.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Dewasa ini kita dihadapkan paling tidak kepada tiga masalah yang saling berkaitan, yaitu</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1).
Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa,
dengan latar belakang sosio budaya yang beraneka ragam. Kemajemukan
tersebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu
diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikata-ikatan primordial, yaitu
kesukuan dan kedaerahan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2).
Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu
nampak terjadinya pergeseran sistem nilai budaya, penyikapan yang
berubah pada anggota masyarakat tcrhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan
telah menimbulkan mobilitas sosial, yang diikuti oleh hubungan antar
aksi yang bergeser dalam kelompok-kclompok masyarakat. Sementara itu
terjadi pula penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dapat
dipahami apabila pergeseran nilai-nilai itu membawa akibat jauh dalam
kehidupan kita sebagai bangsa.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3).
Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, yang
membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antar suku maupun
dengan kebudayaan dari luar. Khusus dengan terjadinya kontak budaya
dengan kebudayaan asing itu bukan hanya itensitasnya menjadi lebih
besar, tetapi juga penyebarannya bcrlangsung dengan cepat dan luas
jangkauannya. Terjadilah perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang
menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat, yang sedang
menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Untuk
itulah, kepada lulusan Perguruan Tinggi perlu di bekali pengetahuan yang
dapat mengembangkan kepribadiannya dan agar memiliki sikap hidup yang
halus dan terbuka.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>B. Pengertian Kebudayaan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Secara
etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu
bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli
antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara
sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul
“Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang
di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang
didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Koentjaraningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan
hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya
dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya
tersusun dalam kehidupanan masyarakat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
b.kebudayaan
materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan
manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
c.Kebudayaan
non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat
dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.Kebudayaan
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat
kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya,
tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun
kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah
hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>C. Unsur-Unsur Kebudayaan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Unsur-unsur
kebudayaan meliputi semua kebudayaan yang ada dunia, baik yang kecil,
sedang, besar, maupun yang kompleks. Menurut konsepnya Malinowski,
kebudayaan di dunia ini mempunyai tujuh unsur universal, yaitu bahasa,
sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem
pengetahuan, religi, dan kesenian .Seluruh unsur itu saling terkait
antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dipisahkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>D. Sistem Budaya dan Sistem Sosial</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Sistem
sosial dan sistem budaya merupakan bagian dari kerangka budaya. Ketiga
sistem tersebut secara analisis dapat dibedakan. Sistem sosial lebih
banyak dibahas oleh ilmu sosiologi, sementara itu sistem budaya banyak
dikaji dalam ilmu budaya.Sistem diartikan sebagai kumpulan bagian-bagian
yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Sistem
mempunyai sepuluh ciri, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
1.fungsi,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
2.satuan,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
3.batasan,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
4.bentuk,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
5.lingkungan,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
6.hubungan,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
7.proses,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
8. masukan,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
9.keluaran, dan</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
10.pertukaran.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Sistem
budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya a
tau kultural sistem merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup
bersama dalam suatu masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan
berdiri sendiri, akan tetapi berkaitan dan menjadi suatu sistem. Dengan
demikian, sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan yang diartikan
pula adat-istiadat. Adat-istiadat mencakup sistem nilai budaya, sistem
norma, norma-norma menurut pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat
yang bersangkutan, termasuk norma agama.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Fungsi
sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta
tingkah laku manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini dilakukan
melalui proses pembudayaan atau institutionalization (pelembagaan).
Dalam proses ini, individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan yang
hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai dari
lingkungan keluarga, masyarakat, mula-mula meniru berbagai macam ilmu n.
Setelah itu menjadi pola yang mantap, dan mengatur apa yang
dimilikinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Sedangkan,
sistem sosial pertama kali diperkenalkan oleh Talcott Parsons. Konsep
struktur sosial digunakan untuk menganalisis aktivitas sosial sehingga
sistem sosial menjadi model analisis terhadap organisasi sosial.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Konsep
sistem sosial adalah alat bantu untuk menjelaskan tentang
kelompok-kelompok manusia. Model ini bertitik tolak dari pandangan bahwa
kelompok manusia merupakan suatu sistem.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Parsons
menyusun strategi untuk menganalisis fungsional yang meliputi semua
sistem sosial, termasuk hubungan berdua, kelompok kecil, keluarga,
organisasi sosial, termasuk masyarakat secara keseluruhan. terdapat
empat unsur dalam sistem sosial, yaitu:</div>
<ol style="margin-top: 0;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">dua orang atau lebih,</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">terjadi interaksi di antara mereka,</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">interaksi yang dilakukan selalu bertujuan, dan</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama yang dipedomaninya.</li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Lebih
lanjut, suatu sistem sosial akan dapat berfungsi apabila empat
persyaratan di bawah ini terpenuhi. Keempat persyaratan itu meliputi:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.Adaptasi, menunjuk pada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi lingkungannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.Mencapai tujuan, merupakan persyaratan fungsional bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.Integrasi, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interelasi antara para anggota dalam sistem sosial.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
4.Pemeliharaan
pola-pola tersembunyi, merupakan konsep latent (tersembunyi) pada titik
berhentinya suatu interaksi akibat kejenuhan sehingga tunduk pada
sistem sosial lainnya yang mungkin terlibat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lebih lanjut, Parson
menjelaskan bahwa dalam suatu sistem sosial terdapat 10 unsur yang
membentuk kesempurnaan suatu” sistem. Kesepuluh unsur itu, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(1) keyakinan,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(2) perasaan,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(3) tujuan sasaran cita-cita,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(4) norma,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(5) kedudukan peranan,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(6) tingkatan,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(7) kekuasaan atau pengaruh,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(8) sanksi,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(9) sarana atau fasilitas, dan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(10) tekanan ketegangan.</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 117pt; text-indent: -117pt;">
<b>E.</b><b>Makna Sosial</b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 0; text-indent: 42.55pt;">
Manusia
adalah makhluk sosial yang dapat bergaul dengan dirinya sendiri, dan
orang lain menafsirkan makna-makna obyek-obyek di alam kesadarannya dan
memutuskannya bagaimana ia bertindak secara berarti sesuai dengan
penafsiran itu. Bahkan seseorang melakukan sesuatu karena peran
sosialnya atau karena kelas sosialnya atau karena sejarah hidupnya.
Tingkah laku manusia memiliki aspek-aspek pokok penting sebagai berikut :
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 45pt; text-indent: -27pt;">
<i><span lang="SV">(1)</span></i>Manusia selalu bertindak sesuai dengan makna barang-barang <i>(semua yang ditemui dan dialami, semua unsur kehidupan di dunia ini); </i><i></i></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 45pt; text-indent: -27pt;">
<span lang="SV">(2)</span>Makna dari suatu barang itu selalu timbul dari hasil interaksi di antara orang seorang;</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 45pt; text-indent: -27pt;">
<span lang="SV">(3)</span>Manusia selalu menafsirkan makna barang-barang tersebut sebelum dia bisa bertindak sesuai dengan makna barang-barang tersebut. <span lang="SV">Atas
dasar aspek-aspek pokok tersebut di atas, interaksi manusia bukan hasil
sebab-sebab dari luar. Hubungan interaksi manusia memberikan bentuk
pada tingkah laku dalam kehidupannya sehari-hari, bergaul saling
mempengaruhi. Mempertimbangkan tindakan orang lain perlu sekali, bila
mau membentuk tindakan sendiri. </span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 0; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV">Menurut
Blumer dalam premisnya menyebutkan bahwa manusia bertindak terhadap
sesuatu berdasarkan makna-makna yang berasal dari interaksi sosial
seseorang dengan orang lain dan disempurnakan pada saat proses interaksi
sosial berlangsung.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 0; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV">Makna
dari sesuatu berasal dari cara-cara orang atau aktor bertindak
terhadap sesuatu dengan memilih, memeriksa, berpikir, mengelompokkan dan
mentransformasikan situasi di mana dia ditempatkan dan arah
tindakannya. </span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; text-indent: -18pt;">
<b><span lang="SV">F. Perubahan Sosial </span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 0; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="SV">Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan dimensi ruang dan waktu. </span><span lang="PT-BR">Perubahan
itu bisa dalam arti sempit , luas, cepat atau lambat. Perubahan dalam
masyarakat pada prinsipnya merupakan proses terus-menerus untuk menuju
masyarakat maju atau berkembang, pada perubahan sosial maupun perubahan
kebudayaan. </span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 0; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="PT-BR">Menurut Moore dalam karya Lauer, perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan penting dalam struktur sosial . </span><span lang="SV">Yang
dimaksud struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi
sosial. Perubahan sosial mencakup seluruh aspek kehidupan sosial, karena
seluruh aspek kehidupan sosial itu terus menerus berubah, hanya tingkat
perubahannya yang berbeda.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 0;">
<span lang="SV">Himes dan More mengemukakan tiga dimensi perubahan sosial : </span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV">(1)</span><span lang="SV">Dimensi
structural dari perubahan sosial mengacu kepada perubahan dalam bentuk
struktur masyarakat menyangkut perubahan peran, munculnya peranan baru,
perubahan dalam struktur kelas sosial dan perubahan dalam lembaga
sosial; </span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV">(2)</span><span lang="SV">Perubahan
sosial dalam dimensi cultural mengacu kepada perubahan kebudayaan dalam
masyarakat seperti adanya penemuan dalam berpikir (ilmu pengetahuan),
pembaharuan hasil teknologi, kontak dengan kebudayaan lain yang
menyebabkan terjadinya difusi dan peminjaman kebudayaan; </span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV">(3)</span><span lang="SV">Perubahan
sosial dalam dimensi interaksional mengacu kepada perubahan hubungan
sosial dalam masyarakat yang berkenaan dengan perubahan dalam frekuensi,
jarak sosial, saluran, aturan-aturan atau pola-pola dan bentuk
hubungan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>G. Konsep Nilai</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Batasan
nilai bisa mengacu pada berbagai hal seperti minat, kesukaan, pilihan,
tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, daya
tarik, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi
seleksinya (Pepper, dalam Sulaeman, 1998). Rumusan di atas apabila
diperluas meliputi seluruh perkem-bangan dan kemungkinan unsur-unsur
nilai, perilaku yang sempit diperoleh dari bidang keahlian tertentu,
seperti dari satu disiplin kajian ilmu. Di bagian lain, Pepper
mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik atau yang
buruk. Sementara itu, Perry (dalam Sulaeman, 1998) mengatakan bahwa
nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Ketiga
rumusan nilai di atas, dapat diringkas menjadi segala sesuatu yang
dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik
atau yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai
pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Seseorang
dalam melakukan sesuatu terlebih dahulu mempertimbangkan nilai. Dengan
kata lain, mempertimbangkan untuk melakukan pilihan tentang nilai baik
dan buruk adalah suatu keabsahan. Jika seseorang tidak melakukan
pilihannya tentang nilai, maka orang lain atau kekuatan luar akan
menetapkan pilihan nilai nnluk dirinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Seseorang
dalam melakukan pertimbangan nilai bisa bersifat subyektif dan bisa
juga bersifat objektif. Pertimbangan nilai subjektif tcnlapat dalam alam
pikiran manusia dan bergantung pada orang yang memberi pertimbangan
itu. Sedangkan pertimbangan objektif beranggapan bahwa nilai-nilai itu
terdapat tingkatan-tingkatan sampai pada tingkat tertinggi, yaitu pada
nilai fundamental yang mencerminkan universalitas kondisi fisik,
psikologi sosial, menyangkut keperluan setiap manusia di mana saja.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dalam kajian filsafat, terdapat prinsip-prinsip untuk pemilihan nilai, yaitu sebagai berikut.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.nilai
instrinsik harus mendapat prioritas pertama daripada nilai ekstrinsik.
Sesuatu yang berharga instrinsik, yaitu yang baik dari dalam dirinya
sendiri dan bukan karena menghasilkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang
berharga secara ekstrinsik, yaitu sesuatu yang bernilai baik karena
sesuatu hal dari luar. Jika sesuatu itu merupakan sarana untuk mendapat
sesuatu yang lain. Semua benda yang bisa digunakan untuk aktivitas
mem-punyai nilai ekstrinsik.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.nilai
ini tidak harus terpisah. Suatu benda dapat bernilai instrinsik dan
ekstrinsik. Contoh pengetahuan, mempunyai nilai instrinsik baik dari
dirinya sendiri dan mempunyai nilai ekstrinsik apabila digunakan untuk
kepentingan pembangunan baik di bidang ekonomi, politik, hukum, maupun
bidang-bidang yang lainnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.nilai
yang produktif secara permanen didahulukan daripada nilai yang
produktif kurang permanen. Beberapa nilai, seperti nilai ekonomi akan
habis dalam aktivitas kehidupan. Sedangkan nilai persahabatan akan
bertambah jika dipergunakan untuk membagi nilai akal dan jiwa bersama
orang lain. Oleh karena itu, nilai persahabatan harus didahulukan
daripada nilai ekonomi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>H. Sistem Nilai</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Sistem
nilai adalah nilai inti (core value) dari masyarakat. Nilai inti ini
diakui dan dijunjung tinggi oleh setiap manusia di dunia untuk
berperilaku. Sistem nilai ini menunjukkan tata-tertib hubungan timbal
balik yang ada di dalam masyarakat. Sistem nilai budaya berfungsi
sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (Koentjaraningrat,
1981). Sistem nilai budaya ini telah melekat dengan kuatnya dalam jiwa
setiap anggota masyarakat sehingga sulit diganti atau diubah dalam waktu
yang singkat. Sistem budaya ini menyangkut masalah-masalah pokok bagi
kehidupan manusia.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sistem nilai budaya ini
berupa abstraksi yang tidak mungkin sama persis untuk setiap kelompok
masyarakat. Mungkin saja nilai-nilai itu dapat berbeda atau bahkan
bertentangan, hanya saja orien-tasi nilai budayanya akan bersifat
universal, sebagaimana Kluckhohn (1950) sebutkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menurut Kluckhohn,
sistem nilai budaya dalam masyarakat di mana pun di dunia ini, secara
universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
4.Hakikat
hidup manusia. Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara
ekstrim. Ada yang berusaha untuk memadamkam hidup (nirvana = meniup
habis). Ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap
hidup sebagai sesuatu hal yang baik (mengisi hidup).</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
5.Hakikat
karya manusia. Setiap manusia pada hakikatnya berbeda-beda, di
antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya
memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk
menambah karya lagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
6.Hakikat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda. Ada yang berpandangan
mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk
masa kini atau yang akan datang.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
7.Hakikat
alam manusia. Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus
mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula
kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam
dan manusia harus menyerah kepada alam.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
8.Hakikat
hubungan manusia. Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia
dengan manusia, baik secara horisontal maupun secara vertikal kepada
tokoh-tokoh. Ada pula yang berpandangan individualist’s (menilai tinggi
kekuatan sendiri).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Berdasarkan hasil suatu penelitian, ada tiga pandangan dasar tentang makna hidup, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
(1) hidup untuk bekerja,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
(2) hidup untuk beramal, berbakti, dan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
(3) hidup untuk bersenang-senang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Sedangkan makna kerja, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
(1) untuk mencari nafkah,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
(2) untuk memper-tahankan hidup,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
(3) untuk kehormatan,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
(4) untuk kepuasan dan kesenangan, dan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
(5) untuk amal ibadah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>I. Perubahan Kebudayaan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Masyarakat dan kebudayaan di mana pun selalu dalam keadaan berubah, ada dua sebab perubahan</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.Sebab yang berasal dari masyarakat dan lingkungannya sendiri,misalnya perubahan jumlah dan komposisi</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat
yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan
masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah secara lebih
cepat.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Dalam
masyarakat maju, perubahan kebudayaan biasanya terjadi melalui penemuan
(discovery) dalam bentuk ciptaan baru (inovatiori) dan melalui proses
difusi. Discovery merupakan jenis penemuan baru yang mengubah persepsi
mengenai hakikat suatu gejala mengenai hubungan dua gejala atau lebih.
Invention adalah suatu penciptaan bentuk baru yang berupa benda
(pengetahuan) yang dilakukan melalui penciptaan dan didasarkan atas
pengkom-binasian pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda
dan gejala yang dimaksud.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Ada
empat bentuk peristiwa perubahan kebudayaan. Pertama, cultural lag,
yaitu perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan
suatu masyarakat. Dengan kata lain, cultural lag dapat diartikan sebagai
bentuk ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu
diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum
sampai masyarakat menyesuaikan diri terhadap benda tersebut.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kedua, cultural
survival, yaitu suatu konsep untuk meng-gambarkan suatu praktik yang
telah kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup, dan
berlaku semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata.
Jadi, cultural survival adalah pengertian adanya suatu cara tradisional
yang tak mengalami perubahan sejak dahulu hingga sekarang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Ketiga, pertentangan kebudayaan (cultural conflict), yaitu proses pertentangan antara budaya yang satu dengan budaya yang lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Konflik budaya terjadi
akibat terjadinya perbedaan kepercayaan atau keyakinan antara anggota
kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Keempat, guncangan
kebudayaan (cultural shock), yaitu proses guncangan kebudayaan sebagai
akibat terjadinya perpindahan secara tiba-tiba dari satu kebudayaan ke
kebudayaan lainnya. Ada empat tahap yang membentuk siklus cultural
shock, yaitu: (1) tahap inkubasi, yaitu tahap pengenalan terhadap budaya
baru, (2) tahap kritis, ditandai dengan suatu perasaan dendam; pada
saat ini terjadi korban cultural shock, (3) tahap kesembuhan, yaitu
proses melampaui tahap kedua, hidup dengan damai, dan (4) tahap
penyesuaian diri; pada saat ini orang sudah membanggakan sesuatu yang
dilihat dan dirasakan dalam kondisi yang baru itu; sementara itu rasa
cemas dalam dirinya sudah berlalu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Konsepsi Budaya Dasar Dalam Berbagai Bidang Kesusasteraan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>1. Hakekat Puisi</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dipandang
dari segi bangunan bentuknya pada umumnya puisi dianggap sebagai
pemakaian atau penggunaan bahasa yang intensif; oleh karena itu minimnya
jumlah kosa kata yang digunakan dan padatnya struktur yang
dimanipulasikan,namun justru karena itu berpengaruh kita dalam
menggerakkan emosi pembaca karena gaya penuturan dan daya lukisnya.
Bahasa puisi dikatakan lebih padat lebih indah, lebih cemerlang dan
hidup (compressed, picturesque, vivid) daripada bahasa prosa atau
percakapan sehari-hari.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Bahasa
puisi mengandung penggunaan lambang-lambang metaforis dan bentuk-bentuk
intutive yang lain untuk mengekspresikan gagasan, perasaaan dan emosi
oleh karena puisi senantiasa menggapai secara eksklusif ke arah
imajinasi dan ranah (domain) bentuk-bentuk emotif dan artistiknya
sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kepadatan
bahasa puisi itu sebenarnya sangat berkaitan. Secara sinkron dan
integratif dengan upaya sang penyair dalam memadatkan sejumlah pikiran,
pcrasaan dan emosi serta pe-ngalaman hidup yang diungkapannya. Hal yang
membedakan seorang penyair dari pengarang prosa adalah karena
kemampuannya dalam mengekspresikan hal-hal yang sangat besar dan luas
dalam bentuk yang ringkas dan padat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dipandang
dari segi isinya puisi yang bagus merupakan ekspresi yang paling benar
(genuine expression) atas kcseluruhan kepri-badian manusia dan kerena
itu ia dapat menyampaikan secara luar biasa keinsyafan pikiran dan hari
manusia tehadap pcngalaman dan peristiwa kehidupan. Dengan demikian
fenomen- budaya puisi itu tcrcipta dalam proses yang kira-kira bisa
dibagankan sebagai bcrikut:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2. Penyajian Puisi dalam Pendidikan dan pengajaran di semua tingkatan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Berdasarkan
sejumlah pandangan yang terpilih dari para ahli dan kritikus sastra
dapatlah dikatakan bahwa puisi bersifat koekstensif dengan “hidup”
(W.J.G. race, 1965:5) yang berarti bcrdiri berdampingan dalam kedudukan
yang sama dengan “hidup” sebagai pencerminan dan krilik atau
interpretasi terhadap “hidup”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dalam
pemikiran aslinya Dr. Smuel Johnson menyebutkan “general nature” sebagai
obyek “percerminan”. Dalam hal ini puisi itu sendiri bukanlah sebuah
cermin, dalam pengertian ia tidak semata-mata mereproduksi suatu
bayangan alam (dan kehidupan), tetapi ia membuat alam itu direfleksikan
di dalam bentuknya yang banyak berisi arti (Northrop Frye, 1957: 84).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Secara
aktual apa yang dinyatakan oleh penyair dalam puisinya dapat merupakan
analogi, koresponden atau mirip dengan alam lahir (external nature). Di
sini “cermin” tidak semata-mata mereflcksikan alam lahir itu, oleh
karena “alam” di sini juga mencakup inleligensi manusia, perasaanya dan
cara atau aktivitas manusia itu melihat dirinya sendiri. Tendensi
pandangan dalam kritik modern mengenai dalil “pencerminan” tersebut
menganggap bahwa puisi sebagai suatu jenis karya scni merupakan
“heterokosmos” yakni sebagai “alam kedua”. Dalam memandang sastra pada
umumnya dan puisi pada khususnya sebagai pencerminan pengalaman, kita
tidak akan berpikir bahwa sastra (puisi) sebagai penyajian norma-norma
secara statistik.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Sebegitu
jauh sastra/puisi di zaman angkatan Pujangga Baru (tahun 30-an) boleh
disebut hanya mengenal atau cenderung kepada minoritas orang-orang
berpendidikan menengah dan feodal sebagaimana sastra Eropa Barat di abad
pertengahan yang hanya menyuarakan gerak hidupnya kaum bangsawan yang
mencari kekuatannya pada tema-tema tertentu saja, misalnya cinta istana.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Namun
sastra/puisi Indonesia di kurun 1942 – 1945 mengumandangkan tuntutan
masyarakat akan kemerdekaan dan di tahun 1960-an meneriakkan
pemberontakan kepada kaum “tirani” dan “despot”. Sedangkan puisi-puisi
Gunawan Muhammad atau Sapardi Joko Damono lebih banyak ber-sifat
renungan pada pencarian nilai-nilai.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2.1. Hubungun puisi dengan pengalaman hidup manusia</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Perekaman
dan penyampaian pengalaman dalam sastra/puisi disebut “pengalaman
perwakilan’ (vicarious experience, (1) D.L. Burton, 1964: 4, (2) M.E.
Fowler, 1965: 219, (3) W.J. Grace, 1965: (4). lni berarti bahwa manusia
senantiasa ingin mcmiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih
menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman
langsung yang terbalas. Dengan ‘pengalaman perwakilan” itu sastra/puisi
dapat memberikan kepada mahasiswa memiliki kesadaran (insight –
wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang
dirinya sendiri dan tentang masyarakat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dengan
keseringan membaca dan mendiskusikan hasil karya sastra/puisi dengan
bimbingan dosen yang bijaksana dan matang mcreka dapat berkembang untuk
mengerti tidak saja terhadap diri mereka masing-masing dan hubungannya
dengan masyarakat di mana mereka hidup, tetapi juga terhadap kcahlian
dan kearifan senimannya (the craft of the artist).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pendekatan
terhadap ‘pengalaman perwakilan’ ilu dapat dilakukan dengan suatu
kemampuan yang disebut ‘imaginative entry’ (D.L. Burton, 1965: 1544),
yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman
yang diluangkan penyair dalam puisinya. Sebagai pemuda tentulah
mahasiswa itu pcrnah jatuh cinta, kebencian yang mendendam, keberanian
memprotes, sakit hati dan penderitaan olch kesedihan, keterharuan dan
kebanggaan olch dalang-nya suatu harapan yang membahagiakan. Dengan
mengidentifikasi pengalaman-pengalaman itu mereka dapat memasuki
pcngalaman dalam puisi dengan membaca dan mendiskusikannya, sehingga
mcreka dapat mempcrluas ketahuannya terhadap dirinya dan terhadap orang
lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Puisi
mempunyai kekuatannya sendiri dalam memperluas pengalaman hidup aktual
dengan jalan mengalur dan mensintesekannya. Pengalaman yang melayani
kebutuhan universal manusia untuk memperoleh pelarian dan obat penawar
dari beban kesibukan hidup yang rutin.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2.2 Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dengan
membaca puisi kita dapat diajak untuk dapat menjenguk hati dan
pikiran/kesadaran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri. Hal ini
sangat dimungkinkan oleh puisi itu sendiri, karena melalui puisinya sang
penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia
menjelaskan pengalaman sctiap orang, yang bisa mengenai;</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-topang yang dipakai orang dalam kehidupan yang nyata</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-bcrbagai pcranan yang diperankan orang dalam mcnampilkan diri di dunia atau lingkungan masyarakatnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Adalah
hak dan misi seorang penyair lewat puisinya untuk membuka tabir yang
mcnutupi hati manusia dan membawa kita untuk melihat sedekat- dekatnya
rahasia pikiran, perasaan dan impian manusia. Pada akhirnya puisi
mempcrluas dacrah pcrscpsi kita memperlcbar dan memperdalam serta
menyempurnakan sensibilitas emosional kita, kemampuan kita untuk
merasakan, sehingga kila dibuatnya menjadi lebih sensitif, lebih
responsif dan mejadi manusia yang lebih simpatik.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2.3. Puisi dan keinsyafan sosial.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Puisi
juga membcrikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial, yang tcrlibat dalam issue dan problema sosial. Sccara
imajinatif puisi dapat menafsirkan sittuasi dasar manusia sosial, yang
bisa bcrupa:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
- penderitaan atas ketidak adilan</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
- perjuangan untuk kekuasaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
- konfliknya dengan secsamanya</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
- pemberontakannya lerhadap hukum Tuhan atau hukum manusia sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2.4. Puisi dan nilai-niiai.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dengan
membcrikan pengarahan dna bimbingan yang tepat dalam proses membaca dan
mendiskusikan puisi, mahasiswa akan men-jumpai nilai-nilai (value) yang
bermanfaat bagi lingkungan hidupnnya. Ia akan membaca tentang manusia
laki-laki atau perempuan yang mungkin telah mengambil sikap tertentu
tentang moral dan etika yang menjadi pilihannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kata
drama berasal dari kata Greek draien yang berarti to do, to act.
Sementara itu kata teater berasal dari kata Greek the-atron yang berarti
to see, to view. Perbedaan antara kedua istilah itu dapat dilihat pada
pasangan ciri-ciri sebagai berikut ;Drama teater</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
play : performance</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
script : production</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
text : staging</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
author : actor</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
creation : interpretation</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
theory : practice</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dari
perbandingan di atas kiranya nampak bahwa drama lebih me-rupakan lakon
yang belum dipentaskan; atau skrip yang belum diproduksikan; atau teks
yang belum dipanggungkan; atau hasil kreasi pengarang yang dalam
batas-batas tertentu masih bersifat teoritis. Sementara itu teater lebih
merupakan performansi dari lakon; atau produksi dari skrip; atau
pemanggungan dari teks; atau hasil interpretasi aktor dari kreasi
pengarang yang dalam batas-batas tertentu bersifat mempraktekkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Mengapresiasi
drama sebagai sastra (terutama jika menggunakan pendekatan obyektif)
tidak dapat dilepaskan dari memahami elemen-elemen atau unsur-unsur
drama yakni : alur (plot) bahasa lakon (terutama dialog), dan tokoh
(character). Namun hendaklah diingat bahwa ketiganya (plot, dialog dan
character) bukanlah monopoli drama, oleh karena prosa fiksi pun memiliki
elemen-elemen tadi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dari
sini jelas bahwa perbedaan antara novelis dengan penulis lakon dalam
menyajikan tokoh, terletak pada alat yang digunakan. Penulis lakon
menggunakan alat dialog dan aksi. Sementara itu novelis akan menggunakan
alat dialog dan wacana narator (narrator’s discourse).Dari apa yang
telah disajikan di atas semakin jelaslah bahwa elemen-elemen drama dalam
batas-batas tertentu terdapat juga di dalam prosa fiksi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>4. PROSA FIKSI </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Istilah
prosa fiksi banyak padanannya. Kadang-kadang di sebut : narrative
fiction, fictional narrative, prose fiction atau hanya fiction saja.
Kata Latin fictionem dari kata fingere artinya menggambarkan atau
menunjukkan. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan
menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai “Bentuk cerita atau
prosa kisahan yang mempunyai peme-ran, lakuan, peristiwa, dan alur yang
dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi” (Saad & Moeliono).
Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau
cerita pendek.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>4.1 Nilai-nilai di dalam prosa fiksi</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Yang
dimaksud dengan nilai di sini adalah persepsi dan pengertian yang
diperoleh pembaca lewat sastra (prosa fiksi). Hendaknya disadari bahwa
tidak semua pembaca dapat mem-peroleh persepsi dan pengertian tersebut.
Ini hanya dapat diperoleh pembaca, apabila sastra menyentuh diririya.
Nilai tersebut tidak akan diperoleh secara otomatis dari membaca. Dan
hanya pembaca yang berhasil mendapat pengalaman sastra saja yang dapat
merebut nilai-nilai dalam sastra.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(a). Prosa fiksi memberikan kesenangan</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca
mendapatkan pengalaman sebagaimana jika mengalaminya sendiri peristiwa
atau keja-dian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imaginasinya
untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya,
atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat
mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin
rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai suatu sukses. Namun demikian
tidak menutup kemungkinan bahwa tempat atau tokoh dalam fiksi itu mirip
dengan manusia manusia atau tempat-tempat dalam kehidupan sehari-hari.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kecuali
kenikmatan literer, fiksi juga memberikan kesenangan yang berupa
stimulasi intelektual. Ini datang dari adanya ide-ide, wawasan-wawasan,
atau pemikiran-pemikitan yang baru, yang aneh, yang luar biasa, bahkan
juga yang mungkin sangat membahayakan jika diungkap-kan bukan lewat
sastra.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(b). Prosa fiksi memberikan informasi.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Fiksi
memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
Jika kita memerlukan suatu fakta, maka kita dapat membuka buku. Tetapi
jika kita menginginkan wawasan yang berbeda dari apa yang ada di dalam
fakta, maka kita harus memilih sastra. Dari sastra mungkin kita akan
mendapatkan nilai-nilai dari sesuatu yang mungkin di luar perhatian
kita. Dari novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada
sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidup-an
masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang, atau kehidupan yang
sama sekali asing. (Kita ingat misalnya Robinson Crusoe (Defoe) atau
Perjalanan ke Akhirat (Djamil Suherman).</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Fiksi
juga memberikan ide atau wawasan yang lebih dalam daripada sekedar
fakta yang hanya bersifat meng-gambarkan. Dari fiksi dapat dipahami
tentang kelemahan, ketakutan, keterasingan, atau hakekat manusia lebih
daripada apa yang disajikan oleh buku-buku psikologi, sosiologi, atau
anthropologi.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Fiksi
bersifat mendramatisasikan, bukan hanya sekedar menerangkan seperti
misalnya buku teks psikologi. Mendramatisasikan, berarti mengubah
prinsip-prinsip abstrak menjadi suatu kehidupan atau lakuan/tindakan
(action). Kita jadi ingat misalnya pada Ziarah (Iwan Simatupang) yang
merupakan dramatisasi atau fisikalisasi dari ide keterasingan kehidupan
manusia, sebagaimana diperankan oleh profesor filsafat itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
(c). Prosa fiksi memberikan warisan kultural.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pelajaran
sejarah dapat memberikan sebagian warisan kultural kepada mahasiswa;
demikian pula dengan pelajaran matematika, seni, dan musik. Para
mahasiswa yang mempelajari bahasa dan sastra akan memperoleh kontak
dengan : impian-impian, harapan-harapan, dan aspirasi-aspirasi, sebagai
akar-akar dari kebudayaan. Prosa fiksi dapat menstimulai imaginasi, dan
merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan
budaya bangsa.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Novel-novel
yang terkenal seperti : Sitti Nurbaya, Salah Asuhan, Layar Terkembang
mengungkapkan impi-an-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari
generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini.
Bagi bangsa Indonesia novel-novel yang berlatar belakang perjuangan
revolusi seperti Jalan Tak Ada Ujung, Perburuhan, jelas merupakan buku
novel yang berarti, sementara kita menyadari bahwa revolusi itu sendiri
adalah suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan
kebanggaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(d). Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Lewat
prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan
pengalaman-pengalamannya dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan
lebih banyak kesem-patan untuk memilih respon-respon emosional atau
rang-kaian aksi (action) yang mungkin sangat berbeda daripa-da apa yang
disajikan oleh kehidupan sendiri. Rangkaian aksi itu sendiri mungkin
tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi di dalam kehidupan faktual.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Adanya
semacam kaidah kemungkinan yang tidak mungkin dalam fiksi inilah yang
memungkinkan pembaca untuk dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan
wawasannya tentang tokoh, hidup, dan kehidupan manusia. Dari banyak
memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan
wawasannya, terutama dalam menghadapi kenyataan-kenyataan di luar
dirinya yang mungkin sangat berlainan dari pribadinya. Seorang dokter
yang dianggap memiliki status sosial tinggi, tetapi ternyata mendatangi
perempuan simpanannya walaupun dengan alasan-alasan psikologis, seperti
dikisahkan novel Belenggu, adalah contoh dari “the probable
impossibility.” Tetapi justru dari sinilah pembaca memperluas
per-spektifnya tentang kehidupan manusia.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kesanggupan
sastra (fiksi) untuk menembus pikiran dan emosi seperti itu dapat
memberikan impaknya yang luar biasa. Beberapa novel kadang-kadang
menyajikan suatu wawasan atau pemikiran yang subtil, bahkan sampai
kepada yang “gila” (Ingat beberapa novelet Putu Wijaya).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>4.2 Aspek ekstrinsik prosa fiksi.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Faktor
sejarah dan lingkungan seringkali dapat dibuktikan ada kaitannya dengan
sebuah cipta sastra (fiksi). Dengan kata lain kekuatan-kekuatan di
dalam masyarakat atau lingkungan itulah justru memiliki pengaruh yang
kuat pada diciptakanya sebuah karya prosa fiksi. Sehingga
kejadian-kejadian yang bersamaan dalam proses pembuatan sebuah karya
prosa fiksi seringkali menjadi ide dan inspirasi dari pengarangnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<b>Konsepsi Budaya Dasar Dalam Seni Rupa</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>1. HAKEKAT SENI RUPA.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Keutuhan
manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman,
penghayatan dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya
seni rupa sebagai salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan
secara naluriah memerlukan pranata budaya untuk menyatakan rasa seninya,
baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam
kegiatan apresiatif.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dalam
kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap seni rupa
seolah-olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa
sebagai karya seni yang nampak rupa seolah-olah hanya dapat dihayati
dengan indra mata. Maka itu kadang-kadang seni rupa itu disamakan dengan
seni visual, yakni seni yang aktifitasnya erat sangkut pautnya dengan
visi indrawi (mata) Tetapi sebenarnya seni rupa itu lebih dari yang
hanya bersifat lahiriah semata, yakni lebih dalam lagi dan meliputi pula
visi bathiniah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Seni
rupa sebagai karya yang kasat mata, perwujudannya itu adalah merupakan
wadah pembabaran idea yang bersifat bathiniah Dalam mengadakan
pendekatan terhadap seni rupa seluruh pancaindra kita, khususnya
penglihatan, perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan asyiknya
terhadap bentuk seni rupa itu yang terdiri dari aneka warna, garis,
bidang, tekstur dan sebagainya yang bersifat lahiriah itu untuk
seterusnya menguak alam kesadaran jiwa kita untuk lebih jauh menghayati
isi yang terbabar dalam karya seni rupa itu serta idea yang melatar
belakangi kehadirannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Maka
itu dalam mengadakan pendekatan terhadap karya seni rupa kita tidak
cukup hanya bersimpati terhadap karya seni rupa itu, tetapi lebih dari
itu yaitu secara empati (empathy). Empati berasal dari kata Yunani yang
berarti Terasa di dalam, sedangkan simpati yang juga berasal dari kata
Yunani berarti merasa dengan. Jadi dalam menghayati suatu karya seni
secara empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni
itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
“Seorang
pribadi yang berempati orang ini mencoba melihat dunia dari makhluk
manusia lain, melalui mata dari orang lain. Empati memerlukan
keterlibatan, imajinasi, pengertian, identifikasi dan interaksi. Dengan
faktor-faktor tersebut maka kualitas empati lebih meningkat”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dengan
kesediaan kita mempelajari suatu karya seni secara empati, yaitu
mencoba memahami apa yang sebenarnya terbabar dalam karya seni itu, baik
terhadap karya seni yang berasal dari jaman lampau maupun dari masa
kini dari daerah yang sama atau berjauhan,berarti kita telah terbuka
untuk memahaminya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Memang,
pada dasarnya manusia bersifat sukar memahami manusia lainnya, termasuk
bersifat sukar menerima karya seni bentuk-bentuk asing. Pemahaman
terhadap karya seni bentuk-bentuk asing seperti karya seni rupa prmitif
atau karya seni rupa kuno, bahkan juga terhadap karya seni rupa modern
tidaklah mudah, Satu syarat yang masih dituntut oleh seni modern yang
bahkan merupakan ciri khasnya, ialah kreativitas. Dari sebuah perkataan
ini tercantumlah beberapa sifat yang merupakan gejala-gejalanya. Oleh
karena itu untuk menghindarkan istilah modern yang bermuka banyak itu
tadi, ada yang menamai seni modern itu dengan “seni kreatif”. Contoh,
karya-karya seni rupa modern adalah karya-karya seniman :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
a.Paul Cezane,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
b.Paul Gauguin,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
c.Vincent van Gogh,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
d.Pablo Picasso,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
e.Naum Gabo,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
f.Antoine Pevsner,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
g. Ozcenfant,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
h.Marinelti,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
i.Mari Utrillo,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
j.Max Chagal,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
k.Henry Moor,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
l.Kandinsky dan sebagainya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Di Indonesia kita mengenal seniman pelukis dan pemahat modern antara lain:</div>
<ol style="margin-top: 0;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Affandi,</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Popo Iskandar,</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Zaini,</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">G. Sidharta,</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Klul,</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Cokot,</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ida Bagus Nyana dan sedcretan scniman muda lainnya</li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Karya-karya
mereka (sebagian) dipajang di becrapa lempat scperti :Balai Scni Rupa
Pusat di Jakarta, Museum Affcndi di Yogyakarta, Museum bali di Dcnpasar,
Museum Ralna Warta di Ubud (Bali), Pusat Kcsenian Bali di Dcnpasar,
Museum Sctcja Neka di Ubud (Bali) dan di bebcrapa tempat kolcktor
lainnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2. BEBERAPA GAYA, CORAK, ATAU ISME SENI RUPA.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Di
muka telah di singgung, bahwa kclahiran karya-karya seni rupa yang
berbeda-beda pada liap-liap jaman dikarcnakan masing-masing jaman itu
mcmiliki aliran-aliran pikiran yang berbeda-beda. Masing-masing jaman
mclahirkan karya-karya scni rupa dengan ciri-cirinya masing-masing. Ada
kalanya pada satu jaman lahir aliran-aliran pikiran yang berbeda-beda,
schingga melahirkan pula corak karya seni rupa yang berbeda.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Jadi
yang dimaksud dengan gaya dalam seni rupa adalah corak atau isme yang
dikarenakan aliran-aliran pikiran yang mendorong alau mclatar belakangi
kelahiran karya scni rupa itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Karena
adanya perbedaan-perbedaan konsepsi pikiran dari masing-masing jaman,
maka masing-masing jaman mclahirkan kcsenian yang mem-punyai ciri-ciri
yang khusus. Adanya bermacam gaya, corak atau isme.itu mempunyai
pesona-pesona sendiri yang khusus dan khas. Di samping itu, tiap-tiap
aliran corak, gaya atau ismc itu mempunyai tujuan tcrtcntu atau fungsi
sendiri-sendiri. Atau tiap-tiap aliran itu mempunyai cita-cita seni
sendiri, sesuai dengan pikiran jamannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Karena
cila-cita seni itu berbeda-beda, yang satu ke arah kemanusiaan, yang
satunya kc arah ke Tuhanan dan sebagainya, maka karya-karya seni itu
memperlihatkan wujud yang berbeda-beda. Namun demikian kesenian
mempunyai aspek-aspek persamaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Kesenian Primitif </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa mutu suatu ciptaan terutama pada sifatnya
yang khas, yang tak ada pada ciptaan lain untuk mencari karya yang khas,
unik dan tidak ada duanya itu, maka orang menoleh ke masa seni
primitif.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kesenian
primitif kesederhanaannya menimbulkan kesan yang mengagumkan. Kesenian
primitif tidak di buat atas dasar sadar artistik tctapi dibuat atas
dasar sadar magis. Benda yang dibuat tidak ditujukan sama sekali untuk
benda seni yang menarik (artistik), tapi sebagai benda sakti. Contoh :
patung-patung suku Asmat dari Irian sungguh menarik pesona seni
orang-orang modern, meskipun karya-karya itu tidak memiliki keindahan
menurut pesona seni klasik.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kita
sering keliru menilai suatu karya seni dan menilai tidak dari karya scni
itu sendiri pada jamannya, melainkan dengan kriteria dari luar jaman
karya scni itu. Biasanya kita menggunakan ukuran masa kini atau masa
klasik untuk menilai karya seni primitif. Gaya klasik semula dimaksudkan
ialah kesenian Yunani kuno.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Di
Indonesia kesenian dan kesusastraan Hindhu dianggap klasik.
Kadang-kadang kesusastraan melayu juga di scbut klasik. Ciri-ciri seni
klasik adalah tenang, harmonis, symetris atau seimbang. Contoh: wayang
kulit, patung dari jaman Hindhu dan sebagainya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Lawan
dari klasik ialah seni romantik, yang dengan sadar mengingkari
keseimbangan klasik, bentuk teratur dan tradisional. Sedangkan romantik
menyampingkan realitas dan mengikuti emosi, terutama cmosi yang dramatis
dan tragis yang amat menarik. Para scniman romantik mengubah ralitas
dengan berdasarkan fantasinya dan selanjutnya seolah-olah hidup di dalam
impian.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dengan
demikian wajarlah para seniman romantik mencari obyek yang biasa
merangsang fantasi-fantasinya dan bisa memberi jalan untuk melahirkan
rasa romantisnya. Pelukis romantis Indonesia yang terkenal adalah Basuki
Abdullah dengan buah karyanya yang menawan penggemarnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Di Barat romantik berkembang pada bagian akhir abad ke 18 atau pada permulaan abad ke 19, bersamaan dengan aliran neo-klasik.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Neo-klasik
adalah aliran yang berorientasi pada kcbcnaran dan kcindahan Recoco
yang berkembang di Perancis pada pertcngahan abad ke 18 (*).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Apabila
gaya rococo mcncerminkan kehalusan dan pcrmainan cinta serta keingingan
menghias tanpa tujuan tertentu, maka gaya neo-klasik ialah suatu
jawaban terhadap kerinduan pada masa silam dari kcscnian negara tua.
Ciri-cirinya:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
1). mengagung-agungkan bentuk,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
2). komposisi seimbang,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
3). gerak tidak berlebih-lebihan,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
4). warnanya dingin dan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
5). obyek tentang sejarah dan mitologi</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Contoh karya neo-klasik
adalah karya-karya Jacques Louis David yang menunjukkan adanya
kemahiran dalam anatomi dan kctclitian dalam membuat lipatan-lipatan
kain serta penyusunan figur-figur secara scimbang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Perbedaannya
dengan corak Barok nampak jelas. Gaya Barok litik berat di scgala
jurusan, tidak ada kescimbangan synctris. Warna dan sinar kontras dan
scrba bcrgcrak. Ukuran tafril scrba besar. Sedangkan seni klasik, titik
bcrat pada tengah-tengah lukisan, scimbang dan symetris. Karya korcvoor
dan Hcsscling adalah salah satu contoh gaya Barok yang mempcrlihatkan
bcrmacam-macam efck yang bcrgerak dengan kontras yang kuat sckali.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Sesudah
gaya romantik, berturut-turut limbul realisme, impresionisme dan
ekspresionesme. Realisme dibedakan dengan naturalisme. Realisme tidak
seperti halnya romantik yang hanyut pada emosi individual, melainkan
tingkah laku di dunia pada umumnya. Jadi terletak pada arah kebenaran
umum dalam hal ini kehidupan sosial. Di Barat karya Daumier adalah
contoh yang baik unluk gaya realisme. Dan di Indonesia kita dapat
menunjuk karya-karya Henk Ngantung yang menggambarkan kchidupan para
petani buruh dan nelayan dari tingkat kelompok sosial bawah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Gaya</b><b> Racoco</b> ></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Hanya
dipakai dalam interior rumah (pintu, mebel, barang-barang kerajinan dan
sebagainya) yang ditaati oleh pemakai ornamen yang berlebih-lebihan
seperti motif sulur-sluran daun,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Apa
yang telah di paparkan di atas sebagai gaya realis yang berbeda dengan
gaya naturalis. Gaya naturalis selalu mewujudkan seperti terlihat dalam
alam. Dalam lukisan naturalis seniman menghubungkan hal-hal kecil
scbanyak mungkin, membangun lukisan secara teliti dan tcrperinci dengan
selalu mengulang supaya mirip dengan benda scsungguhnya secara foto
grafis dengan mempcrhatikan bentuk maupun tekstur, refleksi warna dari
satu benda terhadap yang lain dan sebagainya. Contoh karya naturalis
yang banyak adalah karya-karya Abdullah Suryo Subroto yang senang
melukis obyek-obyek pemandangan di sekitar gunung Merapi dan alam
pegunungan yang indah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Apabila
aliran naluralis sangal leliti dalam melukis obyeknya, tidak demikian
halnya dengan aliran imprcsionismc. Naturalisme mcnimbulkan kesan efck
yang pcrmanen dan abadi, scdang imprcsionisme mcrupakan hasil dari
pcrtumbuhan keadaan scpintas lalu serta pcrcobaan scketika.
Imprcsionismc menunjukkan kesan-kesan scketika atau scsaat dan tidak
pcrmanen. Pclukis imprcsionismc tidak Iagi mcncliti dengan ccrmat
bentuk-bentuk obyeknya.</div>
<h3 style="margin-left: 0; text-indent: 0;">
<span style="font-size: 12pt;">3<span style="color: black;">. <a href="http://sirril-wf.blogspot.com/2009/10/aliran-seni-lukis.html">ALIRAN SENI LUKIS</a></span> </span></h3>
<h2 style="margin-left: 0; text-indent: 0;">
<span style="font-size: 12pt;">a. Surrealisme </span></h2>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Aliran
untuk melukiskan suatu aktivitas jiwa manusia yakni aktivitas jiwa yang
masih dalani kcadaan bebas, yang belum terkekang oleh kaidah-kaidah
logika, etika, estetika dan scbagainya. Lukisan dengan aliran ini
kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi.
Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian
mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi
tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk
aslinya.</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Jadi
surrealisme ini hendak melukiskan pcngalaman manusia secara
scdalam-dalamnya. Aliran ini lahir sejak terbitnya manifes yang di tulis
oleh A. Breton (manifesto du surrcalisme) pada tahun 1942 dan memuneak
an-tara tahun 1934 – 1938. Karya-karya yang tergolong surrealis adalah
buah karya : Savador Dali, M. Chagall dan Paul Klce.</div>
<h3 style="margin-left: 0; text-align: justify; text-indent: 0;">
<span style="font-size: 12pt;">b. Kubisme </span></h3>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Adalah
aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu
tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso . adalah nama bagi
suatu aliran dalam scni lukis dan seni pahat modern yang lahir pada
tahun 1908. Aliran ini mula bcrtujuan untuk mempcrsahajakan benda-benda
menjadi bentuk-bentuk geomctris, kemudian lcbih bcrcorak dekoratif dan
non obyektif.</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Penganjuran
pcrtama adalah Pablo Picasso dan Brauquc. Karya Pablo Picasso yang
bcrgaya kubisme yang tcrkcnal adalah lukisannya yang bcrjudul “Guernice”
(1937). Sebenarnya lukisan ini kombinasi gaya ekspresionisme,
surrealisme dan kubisme. Lukisan ini adalah buah dari reaksi kemarahan
Picasso atas pengeboman scmcna:mcna olch angkatan udara Jerman atas
Guernice yang sama sckali tidak dipertahankan secara milker.</div>
<h3 style="margin-left: 0; text-align: justify; text-indent: 0;">
<span style="font-size: 12pt;">c. Romantisme </span></h3>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">
Merupakan aliran
tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan
aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di
setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil
sebagai latar belakang lukisan. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis
pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi
untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh
terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh</div>
<div class="MsoBodyText">
<b>d. Ekspresionisme </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ekspressionisme adalah
kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan
efek-efek emosional . Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya
lukisan , sastra , film , arsitetur , dan musik . Istilah emosi ini
biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada
emosi bahagia.<br />
Pelukis Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.
seniman berusaha mengungkapkan kesadaran jiwanya yang dalam terhadap
obycknya. Jadi corak cksprcsionismc ilu scsungguhnya mcnggambarkan
bagaimana scsungguhnya pcrasaan jiwanya tcrhadap obycknya, bukan lagi
mcngambarkan kesan rasan luar dari sualu obyck. Corak cksprcsionismc
lcbih mcmcntingkan cksprcsi, yaitu pcrnyataan balhin yang sclalu tumbuh
karcna dorongan akan mcnjclmakan pcrasaan atau buah pikiran . Pada corak
ekspresionismc itu yang diutamakan adalah inti-sari atau hakekat, jadi
soal “di dalam” atau ada juga yang mcngatakan soal “kejawaan”.</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Oleh
karena yang diungkapkan soal kejiwaan, scdangkan jiwa itu scsuatu yang
abstrak, maka wujudnya ada kalanya abstrak. Corak eksporcsionismc inilah
mcnjadi dasar scni modern dengan bebcrapa cabangnya sepcrti: kubisme,
fauvismc, purismc, futurismc, dadaisme, sur-realisme, naif-primitifismc
dan scbagainya.</div>
<h1 style="margin-left: 0; text-indent: 0;">
<span style="font-size: 12pt;">e. Impresionisme </span></h1>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Impresionisme
adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada
tahun 1860an . Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet , ”
Impression, Sunrise ” (“Impression, soleil levant”) . Kritikus Louis
Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le
Charivari .</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">
Karakteristik utama
lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah
(bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam
karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan
pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu
menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa. Impresionisme menjadi
pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain seperti
Post-Impresionisme , Fauvisme , and Kubisme . Ia memiliki ciri khas:</div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Symbol;">·</span>Goresan
kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan
kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.</div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Symbol;">·</span>Warna
didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan.
Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina .</div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Symbol;">·</span>Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).</div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Symbol;">·</span>Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.</div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Symbol;">·</span>Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.</div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Symbol;">·</span>Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.</div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Symbol;">·</span>Dikerjakan di luar ruangan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apabila warna yang
diletakkan terpisah (berjajar) satu persatu yang mempertinggi
kecemerlangan warna terhadap yang lain. Hasilnya melahirkan efek-efek
yang menggetar pada mala pengamal. Contoh karya-karya impresionisme
adalah karya-karya seniman : Monet, Manet, Vincent van Gogh dan
sebagainya. Di Indonesia karya Gusti Ngurah Gede Pemecutan yang bergaya
pointilismc adalah salah salu contoh gaya impresionismc.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Apabila
gaya imprcsionismc hanya menangkap kesan luar dari suatu Obyek yang
dilukiskannya dengan warna cahaya yang mclclch, lain halnya dengan
ekspresionisme. Aliran ini mengulamakan (untuk dilukis) kesan llahi yang
bcrsifat bathiniah. Melalui ekspresionisme, seniman sedang berusaha
mengungkapkan pcrasaan yang biasanya ada, ialah sesualu yang
nenyedihkan. Tidak ada suatu kemungkinan unluk melihat lukisan-lukisan
macam ini, tanpa merasakan sesuatu dari konflik bathin yang menggcrakkan
Jiwa. Lukisan ekspresionisme memaksa pengamat berfikir tentang bentuk
fieri a dislori warna yang dipcrgunakan sebagai bahasa oleh pelukisnya.
Contoh karya Vincent van Gogh dan El Greco. Di Indonesia karya-karya
Affandi adalah contoh yang baik bagi gaya cksprcsionismc.</div>
<h2 style="margin-left: 0; text-align: justify; text-indent: 0;">
<span style="font-size: 12pt;">f. Post-Impresionisme </span></h2>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b>Post-Impresionisme </b>adalah
suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa impresionisme. Pada awal
1880 pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari penggunaan warna, pola,
bentuk, dan garis yang sedikit berlawanan dari pencapaian
impresionisme. Pelukis pada era ini contohnya adalah Vincent Van Gogh ,
Paul Gauguin , Georges Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec . Camille
Pissarro , yang sebelumnya adalah seniman impresionis kemudian
mengembangkan gaya pointilisme . Monet meninggalkan kewajiban melukis di
luar ruangan. Paul Cézanne , meskipun telah tiga kali terlibat dalam
pameran impresionis, kemudian mengembangkan gayanya tersendiri. Karya
seluruh seniman ini meskipun tidak lagi menganut aliran impresionisme
namun masih mengandung unsur-unsur dasarnya.</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">
<b>g. Fauvisme </b></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Fauvisme
adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek
menjelang dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari
kata sindiran “fauve” (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat
mengomentari pameran Salon d’Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil
Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2. Kepopuleran aliran ini dimulai
dari Le Havre , Paris , hingga Bordeaux . Kematangan konsepnya dicapai
pada tahun 1906.</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Fauvisme
adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang
hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme , pelukis fauvis
berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di
alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan
alam tersebut. Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada
1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul Sérusier :</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
“Bagaimana
kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan
kuning . Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan
ultramarine . Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion .”</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Segala
hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis,
seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis , digantikan oleh pemahaman
secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep
ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak
lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan
pribadi pelukis.</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Penggunaan
garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa
mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda
mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail .</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
adalah aliran dalam
scni lukis yang bcrckspcrimcn dengan bcntuk. Karena kebebasannya
mcnggambarkan bentuk, maka oleh pelukis tradisional disebut “pelukis
liar” bahasa Pecrancis (fauvc = binatang liar), nama yang dikarang olch
L. Fauxclles (1903). CIri-cirinya: warnanya kuat, sapuan-sapuannya lebar
bcrjejer berdampingan dan pinggiran warna-war-nanya dilunakkan. Lahir
dan berkembang pada tahun 1904 – 1909. Tokoh-tokohnya : Matisse, Drain
dan Vlaminch.</div>
<h1 style="margin-left: 0; text-align: justify; text-indent: 0;">
<span style="font-size: 12pt;">h. Realisme </span></h1>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">
Realisme di dalam
seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana
tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau
interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam
seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan
hal yang buruk sekalipun.</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">
Pembahasan realisme
dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula
di Perancis pada pertengahan abad 19 . Namun karya dengan ide realisme
sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal , yang
sekarang lebih dikenal dengan nama India .</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">
Dalam pengertian
lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa
berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat.
Sebagai contoh, pelukis foto di zaman renaisans , Giotto bisa
dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya telah
dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik
daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic .</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">
Kejujuran dalam
menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt
yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada
abad 19, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon
School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yag kemudian
membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme . Di Inggris, kelompok
Pre-Raphaelite Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang
kemudian membawa kepada pendekatan yang lebih intens terhadap realisme.</div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify;">
<b>i. Naturalisme </b></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Naturalisme
di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan
penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari
gerakan realisme pada abad19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme .
Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker ,
yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan
ini. Salahs atu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan
Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia
terhadap alam.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>j. Purisme</b>,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Adalah
aliran dalam seni lukis yang amat menyederhanakan elcmen-clemcn
kontruksi dan sangat membatasi pemakaian warna. Bahkan dikatakan,
purisme adalah pcngolahan lcbih lanjut tcrhdap kubisme. Tokoh-nya adalah
Ozenfant.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>k. Futurismc,</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Suatu
gcrakan sastra yang bcrcorak politik. Lahir olch scorang Italia F.T.
Marinelti dengan suatu manifes yang menganjurkan sifat sportif dan pro
tcrhadap scgala apa yang dapat memajukan tchnik dan keccpatan.
Sebaliknya ia mencntang kepada apa yang masih berhubungan dengan waktu
lalu. Anti terhadap sctiap sikap yang bcrdasarkan filsafat atau sikap
hidup yang didapatkan secara intclcktualistis. Kchidupan seni rupa waktu
itu sangat dipengaruhi, scbagai rcaksi tcrhadap akademismc yang mundur
waktu itu di Italia.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Lukisan-lukisan
futurisme mcngulamakan gerak sehingga lahir macam-macam gcrak dari
suatu benda. Semuanya dilihat dari pangkal tolak motoris (gerak).
Pelukis futuristik melukiskan benda-benda tidak lagi dari suatu tempat
tcrtcntu, tetapi mcngumpulkan pecnangkapan kesan menjadi satu gambaran
atau kombinasi, fragmen dari pengamatan yang menggugah. Selanjutnya
mereka melahirkan gerak dan kekuatan dan juga buah dan suara dari pada
warna dan garis. Mereka mclemparkan jauh-jauh prinsip pcrspektif.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>l. Dadaisme</b>,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Adalah
suatu gerakan yang radikal sekali dikalangan pelukis dan
pujangga-pujangga, yang menentang segala macam kesenian yang telah
diakui dan anli terhadap nilai-nilai tradisional.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pcrkataan “dada”
berasal dari bahasa Perancis, yaitu pcrkataan yang di ucapkan anak kecil
baru belajar bcrkata-kata. Perkataan “dada” juga bcrarti “hobby” suatu
pekerjaan yang digemari. Gaya dadaisme muncul sewaktu Perang Dunia I di
Swiss dan mengalami kemajuan dengan pesat sesudah tahun 1908, tcrutama
di Pcrancis dan Jerman. Tokohnya di bidang seni lukis adalah Hans Arp.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>m. Naif- Primitifismc </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
>
aliran dalam seni lukis yang sederhana kekanak- kanakan. (Naif artinya =
kekanak-kanakan; primitif artinya = sederhana). Aliran ini diikuti oleh
pelukis Henri Rousseau (1844 – 1910), Moris Utrillo dan Marval.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Corak
dan gaya seni modern ekspresionis tidak terbatas oleh obyek-obyek
tertentu. la dilanjutkan oleh sikap bathin si penciptanya. la melampaui
batas ruang dan waktu.Akibat daripada luasnya daerah seni modern itu,
maka variasi yang terdapat di dalamnyapun tidak terhingga pula jumlahnya
sehingga tidak mungkin untuk memasukkannya ke dalam sesuatu devinisi
yang normal. Seni modern berkisar dari yang paling realislis sampai
kepada yang paling abstrak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>MANUSIA DAN CINTA KASIH</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Cinta
kasih, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, dan belas kasihan merupakan
bagian hidup diri manusia. Bentuk-bentuk kehidupan yang dipenuhi rasa
cinta kasih dan kasih sayang dapat membangkitkan kreativitas manusia.
Untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan cinta kasih dapat melalui
beberapa media. Melalui media bahasa, lahirlah seni sastra; dengan media
garis, warna, dan bentiik, lahirlah seni rupa; dengan media nada,
irama, dan suara, lahirlah seni musik, dan lain-lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pengkajian
makna seni budaya sebagai manifestasi cinta kasih, kasih sayang, dan
belas kasihan terutama yang berkaitan dengan norma, moral dan nilai
dimaksudkan untuk mengembangkan kepnibadian dan wawasan pemikiran. Hal
mi. berarti akan memperluas daya tanggap, persepsi, dan penalaran
mengenai fakta seni budaya yang dihadapi keseharian.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Menurut
Purwodarminto, cinta kasih adalah perasaan sayang, perasaan cinta, dan
perasaan suka pada seseorang. Secara sederhana cinta dapat dikatakan
sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk. Rasa simpati ini tidak
hanya berkembang di antara pria dan wanita, akan tetapi dapat pula di
antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita.Dalam kehidupan
keluarga, kasih sayang atau cinta kasih merupakan kunci kebahagiaan.
Dalam kasih sayang, sadar atau tidak sadar dan masing-masing pihak
dituntut rasa tanggung jawab, pcngorbanan, kejujuran, saling percaya,
saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan
yang utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang itu hilang, sebagai misal
tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang
yang tidak disertai kejujuran juga dapat mengancam kebahagiaan rumah
tangga yang telah terbina.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Cinta
kasih memang sangat terkait dengan kehidupan manusia. Hampir semua
manusia mengatakan bahwa cinta adalah sesuatu yang penting dalam hidup.
Namun dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan orang tidak pernah berpikir
tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal menurut Erich Fromm, cinta
dapat diibaratkan sebagai suatu seni sebagaimana bentuk seni lainnya,
sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk dapat menggapainya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Agar
dapat memahami cinta kasih secara mendalam, berikut akan diuraikan
tentang cinta dalam kehidupan sehari-hari yang selalu menjadi masalah
hangat untuk diperbincangkan. Dalam membina gerakan cinta, yang pertama
perlu cepat disadari bahwa yang disebut cinta sama sekali bukan nafsu.
Sulit dihindari bahwa atas dasar cinta murni yang dirasakan seseorang
terhadap orang lain yang berlawanan jenisnya, akhirnya akan bermuara
pada perkawinan, yang akan berlanjut pula pada hubungan seksual. Oleh
karena itu, rasanya sulit diterima bahwa seseorang menyatakan cinta
sejati. Perbedaan cinta dengan nafsu dapat dijelaskan sebagai berikut :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
a.cinta
bersifat manusiawi. Pada manusia cinta dapat tumbuh dan berkembang,
sedangkan pada binatang hanya terbatas pada nalurinya untuk melindungi.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
b.cinta
bensifat rohaniah, sedangkan nafsu sifatnya jasmaniah. Luapan cinta
seseora memberikan semangat dalam hidupnya dan bagi yang menerimanya
dirasakan sebagai kebahagiaan. Sementara nafsu yang jasmamah cenderung
untuk memuaskan dorongan seksual.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
c.cinta
menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Pemberian cinta dilakukan secara halus karena rohaniab sifatnya,
sedangkan dorongan nafsu mudah dilakukan sebagai paksaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Menurut
Erich Fromm (1983), cinta itu terutama memberi bukan menerima dan
memberi merupakan ungkapan paling tinggi dan kemampuan. Hal yang paling
penting dalani memberi adalah yang sifatnya manusiawi, bukan materi.
Cinta selalu menyatakan unsur unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan,
tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan. Dalam pengasuhan, contoh yang
paling sederhana adalah cinta kasih seorang ibu dalarn mengasuh anaknya
dengan sepenuh hati. Tanggung jawab adalah suatu tindakan yang benar
benar berdasarkan atas suka rela, seperti hubungan antara ayah dengan
keluarganya. Tanggung jawab biasanya wujud penyelenggaraan atas
kebutuhan fisik. Perhatian merupakan suatu perbuatan yang bertujuan
untuk mengembangkait prihadi orang lain, terutama agar mau membuka
dirinya, memperhatikan sebagaimana seharusnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dalam
cinta yang sejati selalu ada kesungguhan untuk mem bangun hubungan cinta
yang ideal dalam mewujudkan kehidupan yang terbaik. Cinta itu bersifat
timbal balik. Cinta itu sebenarnya praktis, cinta memperbolelikan satu
sama lain memperoleh kemajuan dan kesalahan-kesalahannya. Sebagai
ekspresi cinta antara seorang pria dan wanita, tindakan seksual
memperbarui dan menguatkan, membangkitkan kembali kesadaran insting
mereka berdua, misalnya untuk bercinta, untuk bertahan hidup dalam
penderitaan dan kemalangan, dan untuk menikmati kehidupan mereka
bersama.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Menurut
Sarlito W Sarwono (dalam Supartono,1996) bahwa cinta ideal memiliki
tiga unsur, yaitu keterikatan, keintiman, dan ikatan adalah adanya
perasaan untuk bersama dia, secara totalitas untuk dia, tidak mau
bersama orang lain kecuali dengan dia. Keintiman, yaitu adanya
kebiasaan-kebiasaan dari lingkungan yang menunjukkan bahwa antara anda
dan dia sudah stidah nyaris tak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan
formal seperti Ibu, Saudara telah digantikan dengan memanggil sebutan,
seperti sayang. Makan dan minum dalam satu piring atau cangkir tanpa
rasa risi, saling memakai uang tanpa rasa berutang, tidak saling
menyimpan rahasia, dan sebagainya. Kemesraan, yaitu adanya rasa ingin
membelai atau dibelai, rasa rindu jika lama tak ketemu,
ungkapan-ungkapan yang mengungkapkan rasa sayang, saling mencium,
merangkul, dan sebagainya.</div>
<div class="MsoNormal">
<b>Berbagai Bentuk Cinta</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dalam
buku “Seni Mencintai”, Erich Fromm (1983) mengartikan cinta sebagai
sikap, suatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan
dunia keseluruhan, bukan menuju satu “objek” cinta. Ta mengemukakan
tentang macam-macam cinta, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan,
cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta pada Allah SWT. Bersumber
dari cinta-cinta tersebut, manusia memberikan kasih sayangnya kepada
yang lain, terutama kepada sesama manusia dalam mewujudkan hubungan
pnibadinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>1. Cinta Persaudaraan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Cinta
persaudaraan (agape dalam bahasa Yunani) diwujudkan manusia dalam
tingkah laku atau perbuatannya. Cinta per saudaraan tidak mengenal
adanya batas-batas manusia yang berdasarkan suku bangsa, bangsa, ataupun
agama. Dalam cinta mi semua manusia sama, yaitu sebagai makhluk ciptaan
Allah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Cinta
persaudaraan pada umumnya melekat dengan sikap tanpa pamrih. Secara
filosofis dibuatkan dengan jargon “cintailah sesamamu sepertiengkau
mencintaidirimu sendiri”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2. Cinta Keibuan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kasih
sayang yang bersumber pada cinta keibuan yang paling ash adalah yang
terdapat pada seorang ibu terhadap anak kandungnya. Seorang ibu yang
memperoleh benih anak dan suaminya tercinta akan memeliharanya secara
hati-hati dan penuh kasih sayang. Setelah anak lahir melalui penderitaan
yang hebat dan ibu, dirawat dan diasuhlah anak dengan penuh kasih
sayang. Dalam proses pengasuhan itu terdapat serangkaian tugas yang
harus dilakukan ibu, yaitu menyusui, merawat, menemani, memandikan,
membelai, dan sebagainya. Bagi seorang ibu tidak ada harta yang paling
berharga kecuali kehadiran anak, yang dianggap sebagai buah hati.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>3. Cinta Erotis</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kasih
sayang yang bersumber dan cinta erotis (sifat membirahikan), memang
merupakan suatu yang sifatnya eksklusif sehingga sering memperdayakan
cinta yang sebenarnya. Hal mi terjadi karena antara cinta dan nafsu
dipersepsikan secara sama. Padahal jika dicermati secara seksama,
keduanya memihiki pengertian yang berbeda bahkan bertolak belakang.
Kasih sayang dalam cinta erotis merupakan kontak seksual yang ash dan
yang ideal bersumber dan cinta. Kasih sayang erotis dapat menjadi
perekat hubungan suami istri dalam membina hidup berkeluarga.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>4. Cinta Diri Sendiri</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pada
din individu, di samping harus mencintai sesama juga ada keharusan
mencintai din sendiri (self love). Banyak orang menafsirkan bahwa cinta
kepada din sendiri identik dengan & Jika hal mi yang terjadi maka
cinta pada din sendiri int nilai negatif. Namun esensi mencintai din
sendiri Incrigurus din sendiri sehingga kebutuhan jasmani dan rohaninya
terpenuhi secara wajar. Setiap individu wajib niencintai dininya
sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>5. Cinta pada Allah</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Cinta
pada Allah merupakan perwujudan pengabdian manusia ketika hidup di
dunia. Orang yang cinta pada Allah umumnya disebut religius atau taat
beragama.</div>
<div class="MsoNormal">
<b>Hakikat Cinta</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Eksistensi
manusia adalah koeksistensi. Tidak ada manusja yang bisa hidup
sendirian tanpa adanya orang lain, dan kekuatan yang menyatukan manusia
dengan manusia lain ialah cinta. Relasi antara manusia tidak akan
berarti tanpa didasarkan atas cinta.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Cinta
membuat “aku” dan “kamu” menjadi “kita”. Dan “kita” adalah communion
(kebersamaaan). Untuk mencapai kebersamaan yang ideal diperlukan
keterbukaan dan kesediaan tiap manusia untuk membangun relasi antar
pribadi yang bersifat kreatif,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
maka jelaslah bahwa cinta merupakan kebutuhan dasar bagi perkembangan hidup manusia.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Jika
kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka orang akan mengalami gangguan serius.
Manusia membutuhkan cinta seperti halnya makanan, karena itu cinta
harus diupayakan terus agar tidak punah. Caranya orang harus saling
memberikan cinta.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Keadilan dan Cinta > </b>“Betas
kasih di atas keadilan”, pernyataan tersebut dikatakan apabila yang
memberi betas kasih itu juga yang memiliki hak, Misalnya seseorang
tertangkap sedang melakukan kejahatan, kemudian ia meminta maaf kepada
orang banyak supaya diberi belas kasih, tidak dibawa ke kantor polisi.
Hukuman kepada pencuri itu adalah hak warga masyarakat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Cinta Sejati > </b>Ada pandangan yang menyebutkan bahwa cinta sejati dapat diwujudkan oleh manusia. Alasannya ada 2, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.Cinta
sejati bukan objek statis, tetapi situasi yang terus berkembang ke
kehidupan yang lebih bahagia. Ini tidak mungkin diupayakan dengan sekali
langkah, melainkan melalui proses jatuh bangun berkali-kali.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.Karena
manusia memiliki dimensi rohani yang bersifat tak terbatas. Dengan
terbuka terhadap daya rohani itulah dapat diwujudkan suasana damai dan
bahagia. Contoh cinta sejati adalah cinta ibu kepada anaknya.</div>
<div class="MsoNormal">
<b>MANUSIA DAN KEINDAHAN</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Manusia
adalah sesuatu yang indah, karena mereka menyukai terhadap keindahan
alam maupun terhadap keindahan seni. Keindahan alam adalah ‘keharmonisan
yang menakjubkan dan hukum-hukum alam”, yang dibukakan untuk mereka
yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya. Sedangkan keindahan seni
adalah keindahan buatan atau hasil ciptaan manusia, yaitu buatan
seseorang (seniman) yang mempunyai bakat untuk menciptakan sesuatu yang
indah, scbuah karya seni. Rata-rata manusia terhadap yang indah tentu
mengambil sikap terpesona. Bahwasannya tidak scmua orang memuliki
kepekaan keindahan itu memang benar, tetapi pada umumnya manusia
mempunyai perasaan keindahan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Keindahan
yang diperbincangkan dalam tulisan ini adalah keindahan seth, sehingga
tidak terlepas dan pembicaraan tentang seni atau karya seni (keindahan
seni, seni sebagai intuisi dan cita-cita seni). Keindahan tentang seni
telah lama menarik perhatian para ahli atau filosof, sejak jaman Plato
sampai jaman modern sekarang ini. Teori tentang keindahan seni
(artistik) muncul, karena mereka berpendapat bahwa seni adalah
pengetahuan per septip pcrasaan yang khusus. lstilah “estetika”, yang
dikemukakan untuk pertama kali oleh <b><i>Baumgarten</i></b>,
dipergunakan untuk membicarakan teori tentang keindahan seni
(artistik). Kemudian pengertian estetika berkenibang, akhir-akhir ini
diberi arti sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Maka itu urutan uraian tentang keindahan dalam tulisan ini disusun sebagai berikut</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
I) Pengertian keindahan,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2) Teori tentang keindahan dan seni (estetika),</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3) Pcrasaan keindahan (sensibilitas estctik), dan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4) Keindahan seni yang meliputi seni sehagai intuisi dan cita-cita seni.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>1. PENGERTIAN KEINDAHAN</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Ada
banyak batasan yang diberikan pada kita, yang sanipai sekarang belum ada
kata sepakat tentang definisi keindahan yang obyektif. Mengenai batasan
keindahan pada umumnya dapat digolongkan pada 2 kelompok, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(a). Definisi-definisi yang bertumpu pada obyek (keindahan yang obyektif )</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
(b). Definisi-definisi yang bertumpu pada subyck (keindahan yang subycktif).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Atas dasar kcdua pokok penilaian itu, keindahan dapat ditinjau dan makna yang obycktif dan juga dan segi yang subyektif.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Yang
disebut keindahan obyektif ialah keindahan yang memang ada pada
obyeknya, yang diharuskan menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang
disebut keindahan subyektif, adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan
segi subyck yang diharuskan mcnghayatinya. Dalam ha! mi keindahan
adalah segala sesuatu yang dapat mcnimbulkan rasa senang pada din si
penghayat tanpa diiringi keinginan-keinginan terhadap segala sesuatu
yang praktis untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Menurut
Hebert Read : Jadi keindahan itu adalah sesuatu kesatuan
hubungan-hubungan yang formal daripada pcngamatan yang dapat menimbulkan
rasa senang <i>(Beauty is unity of format relation among our sence perceptions)</i>.
Atau keindahan itu merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada
subyck yang melihatnya, dan bertumpu kepada ciri-ciri yang terdapat pada
obyek yang sesuai dengan rasa senang itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Batasan
keindahan yang dikemukakan oleh Hebert Read tersebut di atas, dikatakan
yang paling mendekati kebenaran. Tetapi apabila kita telah lebih dalam,
batasan Hebert Read itu terlalu ditentukan oleh subyck dan dianggap
sebagai perpaduan unsur-unsur pengamatan. Jadi batasan <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1688786841664367500" name="OLE_LINK1"></a>Hebert
Read itu sifatnya terlalu sensual (jasmaniah), kurang ditinjau dan segi
obyek yang diamati yang memiliki keindahan itu. Keindahan itu tidak
hanya merupakan pcrpaduan dan peng amatan panca indera semata-mata,
tetapi lebih daripada visual melulu, lebih dalam lagi, juga merupakan
pcrpaduan pengamatan batiniah. Pengertian keindahan tidak hanya terbatas
pada kenikmatan penglihatan saja, tetapi juga termasuk kenikmatan
spiritual.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Berdasarkan
pandangan tersebut di atas, maka kita dapatkan batasan keindahan yang
bermacam-macam, sebanyak para ahli yang memberi batasan itu. Di bawah
ini dikemukakan beberapa diantaranya adalah:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.<b> Menurut Leo Tolstoy (Rusia) ></b>
Dalam bahasa Rusia tcrdapat istilah yang serupa dengan keindahan yaitu
“krasota”, artinya that wich pleases the sigh atau suatu yang
mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihat dengan mata.
Bangsa Rusia tidak punya pengertian keindahan untuk musik. Bagi bangsa
Rusia yang indah hanya yang dapat dilihat mata (Leo Tolstoy). Jadi
menurut Leo Tolstoy, keindahan itu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa
menyenangkan bagi yang melihat.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.<b>Menurut Alexander Baurngarten (Jerman).></b>
Keindahan itu dipandang scbagai kcseluruhan yang mcrupakan susunan yang
teratur daripada bagian-bagian, yang bagian-bagian itu crat hubungannya
satu dengan yang lain, juga dengan keselunuhan. (Beauty is on of parts
in their manual relations and in their relations to the whole).</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.<b>Menurut Sulzer.></b>
Yang indah iu hanyalah yang baik. Jika bcluni haik, ciptaan itu bclum
indah. Keindahan hartis dapat memupuk pcrasaan moral. Jadi ciptaan
amoral adalah tidak indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk
moral.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
4.<b>Menurut Winchelman.></b> Keindahan itu dapat terlepas sama sekali daripada kebaikan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
5.<b>Menurut Shaftesbury (Jerman).></b>
Yang indah itu adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena yang
proporsinya harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan
de-ngan kebaikan. Yang indah adalah yang nyata dan yang nyata adalah
yang baik.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
6.<b>Menurut Humo (Inggris).></b> Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
7.<b>Menurut Hemsterhuis (Belanda)</b>
>Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang dan
itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak
mcmberikan pengamatan-pengamatan yang mcnycnangkan itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
8.<b>Menurut Emmanuel Kant.></b> Meninjau keindahan dan 2 segi. Pertama dan segi arti yang sub ycktif dan kedua dan segi arti yang obyektif.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
(a). Yang subyektif.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">
Keindahan
adalah sesuatu yang tanpa dircnungkan dan tanpa sangkut paut dengan
kegunaan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si penghayat.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
(b). Yang obyektif.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">
Keserasian dan suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, scjauh obyek ini tidak ditinjau dan segi gunanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
9.<b>Menurut at – Ghazzali.></b>
Keindahan sesuatu benda terletak di dalam perwujudan dan kcscmpurnaan,
yang dapat dikenali kembali dan sesuai dengan sifat bcnda itu. Bagi
setiap benda tcntu ada pcrfcksi yang karakteristik, yang berlawanan
dengan itu dapat dalam keadaan-keadaan tertenlu mcnggan tikan perfeksi
karakteristik dari benda lain. Apabila semua sifat-sifat yang mungkin
terdapat di dalam sebuah benda itu merupakan representasi keindahan yang
bernilai paling tinggi; apabila hanya sebagian yang ada, maka benda itu
mempunyai nilai keindahan sebanding dengan nilai-nilai keindahan yang
terdapat di dalamnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Misalnya
sebuah karangan (tulisan) yang paling indah ialah yang mempunyai semua
sifat- sifat perfeksi yang khas bagi karangan (tulisan), seperti
keharmonisan huruf-huruf, hubung an arti yang tcpat satu sama lainnya,
pelanjutan dan spasi yang tepat dan susunan yang mcnyenangkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Di
samping lima rasa (alat) untuk mengemukakan keindahan di alas, al
Ghazzali juga menambahkan rasa keenam, yang disebutnya dengan ‘ (ruh,
yang disebut juga sebagai “spirit”, “jantung “pemikiran”, “cahaya”),
yang dapat merasakan keindahan dalam dunia yang lebih dalam (inner
world) yaitu nilai-nilai spiritual, moral dan agama.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dari
batasan tersebut di atas, keindahan sebagai pengertian mem punyai arti
yang relatif berdasarkan subyeknya. Oleh karena keindahan itu relatif,
maka sebaiknya meninjau seni (anpa sangkutnya dengan keindahan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2. ESTETIKA (TEORI TENTANG KEINDAHAN DAN SENI)</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Manusia
memiliki sensibilitas esthetis, karena itu manusia tak dapat dilepaskan
dan keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam kcsempurnaan
(keutuhan) pribadinya. Tanpa estetika mi, kemanusiaan tidak lagi
mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril. Dcmikian
cratnya kehidupan manusia dengan keindahan, maka banyak para
ahli/ccndckiawan mengadakan studi khusus tentang keindahan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Teori
tentang keindahan dan seni dikembangkan dan pengertian “estetika”.
Aslinya estetika berarti ‘ tentang ilmu penginderaan” yang sesuai dengan
pengertian etiinologisnya. Tetapi kemudian diberi pengertian yang dapat
ditenima lebih luas ialah teori tentang keindahan dan seni”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Filosof
yang pertama memperlakukan estetika sebagai suatu bidang studi khusus
ialah Baumgarten (1735). Baumgarten mengkhususkan penggunaan istilah
‘estetika” untuk teori tentang keindahan artistik, karena ia berpendapat
seni sebagai pengetahuan perseptif perasaan yang khusus. Tetapi filosof
lain yaitu Kant tidak sependapat, sehingga ia tidak pernah menggunakan
istilah estetika dalam memperbincangkan teori tentang kein dahan dan
seni.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Aristoteles
menggunakan istilali “puitik dan ‘ untuk teori keindahan artistik, yang
oleh Baumgarten dijadikan bagian khusus dan estetika.Dahulu estetika
dianggap sebagai suatu cabang filsafat, sehingga memiliki atau diberi
pengertian sebagai sinonim dan ‘filsafat seni. Tetapi sejak akhir abad
19, lebih-lebih akhir- akhir ini ada suatu gejala yang menekankan
sifat-sifat imperis, oleh karena itu menganggap sebagai “ilmu
pengetahuan tentang seni”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dalam
sejarah peradaban manusia, perhatian pada estetika demikian menonjOl dan
berpengarUh langsung atau tidak langsung memprakarsai aspek-aspek
kehidupan intelcktual dan spiritual dalam masyarakat. Bangsa Yunani kuno
telah menyadari betapa pentingnya anti keindahan dan seni dalam konsep
hidup manusia. Dan bangsa Timur (termasuk Indonesia) bahkan lebih tinggi
mcnempatkan penhingnya keindahan dan seni dalam konsep hidupnya.
hasil-hasil karya seniman timur, merupakan penampilan ekspresi tertinggi
tentang kebutuhan spiritual ini. Bangsa bangsa Timur seperti halnya
Plato melihat adanya hubungan harmonis an tara seni dan keindahan.
Bangsa Indonesia telah mempcnlihatkan hal mi sejak sebelum kedatangan
orang-orang Hindhu di Indonesia. Menurut Prof. H. Muhammad Yamin yang
dikemukakan dalam bukunya 6000 tahun Sang Merah Putih”, yang dikutip dan
pendapat Kern, bahwa bangsa Indonesia sebelum datangnya orang-orang
Hindhu di Indonesia telah memiliki tujuah kepadaian Austronesia, yaitu:</div>
<ol style="margin-top: 0;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pandai bersawah berladang.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pandai beternak dan menyalurkan air.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pandai bcnlayar dan melihat bintang.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berkepercayaan sakti yang teratur.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berkesenian rupa, pahat dan logam.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bersatuan masyarakat dan tata negara.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berpenghormatan sang Merah Putih.</li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Berdasarkan
kepandaian yang tujuh tersebut di atas, dalam jaman prascjarah itu
sungguhlah jikalau kita pikirkan meriahnya hidup kepercayaan yang
melahirkan kesenian di lapangan kewarnaan, kepahatan, kelogaman dan
keukiran serta pengertian tentang ilmu hitung.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Dan
kctcrangan tersebut di atas, bangsa Indonesia tclah terbukti bahwa sejak
masa prasejarah telah mcncmpatkan pentingnya arti keindahan seni dalam
konsep hidupnya. Beberapa bukti yang telah sampai ke jaman kita sekarang
mi mcnunjukkan hal itu. Waruga, yaitu kubunan batu yang terdapat di
Gunung Kidul di sebelah selatan Yogyakanta, Pascmah dan Jawa Timur, yang
usianya barangkali lcbih tua daripada jaman perunggu In donesia, di
antara Waruga itu ada yang menyimpan lukisan berwarna-warna. Satu
daripadanya melukiskan bendera mcrah putih yang berkibar di bclakan.g
scorang perwira menunggang kcrbau, sepcnti yang berasal dan kaki gunung
Dompu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Demikian
dan itulah beberapa bukit bahwa bangsa Indonesia telah menyadari scjak
jaman dahulu kala, bctapa pcntingnya arti keindahan dan seni dalam
konsep hidupnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>3. PERASAAN KEINDAHAN (SENSIBILITAS ESTETIS)</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Manusia
dikatakan adalah makhluk bcnpikir atau homosapiens. Tetapi manusia itu
bukan semata-mata makhluk yang berpikir, sekedar homo sapiens yang
steril. Manusia disamping makhluk berpikin, juga merasa dan mengindera.
Melalui panca indera manusia dapat merasakan sesuatu. Apabila manusia
merasakan akan sesuatu itu menyenangkan atau menggembirakan dan
sebagainya, timbul perasaan puas. Demikian juga terjadi, kepuasan timbul
setelah seseorang melihat atau merasakan sesuatu yang indah. Rasa
kepuasan itu lahir setelah perasaan keindahan yang ada pada setiap orang
itu bangkit. Tiap-tiap orang memiliki pcrasaan keindahan.</div>
<div class="MsoNormal">
<b>KONTEMPLASI</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kontemplasi
adalah suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan
mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan alau fiat
suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari, orang mungkin
bcrkontcmplasi dcngan dirinya sendiri atau mungkin juga dcngan
benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan tertentu
berkenaan dengan dirinya atau di luar dirinya. Di kalangan umum
kontemplasi diartikan sebagai aktivitas melihat dengan mata dan atau
dengan pikiran untuk mencari scsuatu di balik yang tampak atau tersurat.
Misalnya dalam ekspresi kita saat sedang berkontemplasi dengan
bayang.bayang atau dirinya di muka cermin.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pengertian
konlemplasi tersebut sebenarnya bersumber pada berbagai kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari, yang tampaknya bertentangan dcngan adat
kebiasaan dan kcbudayaan bangsa dalam hakikatnya yang selalu menghendaki
perubahan. Itulah sebabnya manusia itu menurut pembawaannya selalu
berkepentingan concerned, dengan kontemplasi ; sebagaimana menurut
pembawaannya juga, manusja berkepentingan dengan segala macam kegiatan
dalam hidupnya. Hal-hal demikian juga berkaitan dengan tuntutan individu
dan masyarakat yang dinamis serta meningkat dalam latar setting
peradaban, civilazazion ilmu pengetahuan dan teknologi maju dunia.</div>
<div class="MsoNormal">
<b>MANUSIA DAN KEADILAN</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya memiliki 3 jenis gejala, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Akal menyatu menjadi manunggalnya jiwa menghasilkan pikiran (derajat tinggi)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Rasa</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Kehendak</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pengertian Adil atau Keadilan adalah :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Keadilan ialah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewa jibannya</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Keadilan
bisa berjalan dengan baik jika dilandasi oleh cinta kasth, karena tanpa
cinta kasih keadilan hanya dilaksanakan atas dasar hak dan hukum saja,
sehingga berlaku kejam dan mungkin bisa teqadi kecurangan atau penipuan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pendapat para Tokoh dan Filosof tentang arti keadilan:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.Khong
Hu Tsu (filosof China) berpendapat: “Bila anak sebagai anak, bila ayah
sebagai ayah, bila raja sehagai raja, masing-masing telah melaksanakan
kewajibannya, maka itulah keadilari”. Artinya menyadari akan peran
masing-masing dan suatu fungsi merupakan suatu keharusan bagi
tercapainya suatu keadilan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.Aristoteles
berpendapat: keadilan adalah suatu kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan di sini diartikan sebagai titik tengah di antara kedua ujung
yang terialu ke kanan atau terlalu ke kin dan suatu masalah.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.Plato
berpendapat: keadilan itu merupakan kewajiban tertinggi dalam kehidupan
negara yang baik, sedangkan orang yang adil adalah orang yang mampu
mengendalikan din, perasaannya dikendaljkan oleh akal sehat.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
4.Soekarno > Keadilan = Kesejahteraan (tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka).</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
5.Moh. Hatta > Cita-cita Keadilan Sosial adalah dapat mencapai kemakmuran yang merata.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Batasan adil menurut “Ensiklopedi Indonesia” adalah:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalahan satu pihak saja.sama.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur, dan tidak sewenang wenang.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
4.Adil
merupakan pokok di dalam soal hukum. “Dan jika kamu memutuskan perkara,
hukumlah antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah cinta kepada
orang orang yang berbuat adil” (Qs. Al-Maidah: 42). “Putuslah perkara
mereka menurut apa yang telah Allah turunkan dan janganlah kamu turuti
hawa nafsu mereka” (Qs. Al-Maidah: 49).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ditinjau dan bentuk ataupun sifat-sifatnya, keadilan dikelom pokkan menjadi 3 jenis, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>a. Keadilan Legal/Keadilan Moral.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Plato: Keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Kong
Hu Cu: Keadilan terwujud jika setiap anggota masyarakat menjalankan
fungsi dan peranannya masing-masing. Ketidakadilan terjadi apabila ada
campur tangan terhadap pihak lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>b. Keadilan Distributif.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Aristoteles:
Keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara
sama, dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama pula
(justice is done when equals are treated equally).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18pt;">
Misalnya:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
-Upah buruh lama dan yang baru harus beda.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
-Uangjajan anak SD dan SMP harus berbeda.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
-Pengadilan tidak memihak, tanpa pandang bulu.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -54pt;">
-Hukuman bagi anak di bawah umur.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<b>4.</b><b>Keadilan Komulatif</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
Keadilan
bertujuan memelihara pertalian dan ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Tindakan yang bercorak ujung ekstrim (Dyadic)
menjadikan ketidakadilan dan akan merusak/menghancurkan pertalian dalam
masyarakat, misalnya dokter “ada main” dengan pasiennya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
Usaha untuk mencapai keadilan sosial dengan 8 jalur pemerataan, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang, dan peruniahan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Pemerataan pembagian pendapatan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Pemerataan kesempatan kerja.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Pcmerataan kesempatan usaha.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Hak dan Kewajiban</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Manusia
adalah makhluk sosial yang dibatasi oleh norma norma. Hak adalah suatu
kekuasaan yang secara sah dimiliki seseorang, baik atas pribadi, atas
orang lain maupun atas harta atau benda yang di luar dirinya:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Hak-hak Asasi Manusia”:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Hak untuk hidup.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Hak untuk kemerdekaan hidup.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Hak untuk mendapat perlindungan hukum.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Hak untuk memiliki sesuatu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
5. Hak untuk memperoleh nama baik.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
6. Hak untuk berpikir dan mengeluarkan pendapat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
7. Hak untuk menganut aliran kepercayaan atau agama.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
8. Hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
9. Hak untuk memperoleh pekerjaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kewajiban
adalah sesuatu tugas yang harus dijalankan oleh setiap manusia untuk
mempertahankan dan membela haknya. Empat macam kewajiban, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
1. Kewajiban terhadap din sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
2. Kewajiban terhadap orang lain (individu dan golongan).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
3. Kewajiban terhadap terhadap negara.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
4. Kewajiban terhadap Tuhan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pada
dasarnya pembalasan positif dilakukan berdasarkan saling menjaga dan
menghargai hak dan kewajiban masing masing. Mempertahankan hak dan
kewajiban itu adalah pembalasan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>MANUSIA DAN PENDERITAAN</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dr.
Orison Swctt Marden dalam bukunya, Menindas wasangka dan rasa takut,
peperangan, kejahatan, penyakit, kemelaratan ataupun kelaparan sebagai
musuh besar kita, meski bagaimanapun hebatnya belumlah boleh kita
namakan musuh terbesar manusia, karena menurut ahli ini ada sesuatu yang
lebih merupakan musuh utama manusia yaitu “ <b><i>RASA TAKUT ” </i></b><i>.</i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Gangguan
seperti penyakit, bencana kelaparan ataupun peperangan itu tidak setiap
hari datangnya pada kita. Mereka tidak bisa begitu saja merajalela dan
merusak ketentraman hidup manusia. Justru rasa takutlah yang setiap saat
menghinggapi diri kita. Memang bila kita selidiki maka sebenarnya kita
jusru lebih banyak mendenita karena takut gagal, takut merasa sakit dan
sebagainya, daripada menderita karena kegagalan atau menderita karena
sakit itu sendiri. Kita takut pada sesuatu lama sebelum malapetaka itu
sendiri datang mengganggu kita.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kadangkala
demikian kuatnya daya khayal itu merasuk pada diri seseorang sehingga
dapat menyebabkan gangguan jiwa yang disebut dcngan <b>PHOBIA</b>.
Perkataan ini berasal dan bahasa Yunani yang artinya takut, sedangkan
rasa takut itu sendiri merupakan suatu yang sangat penting bagi kita
dalam kehidupan ini. Rasa takut atau kuatir membuat kita bcrhati-hati
dan membuat kita merasa perlu memanggil ambulance jika ada kecelakaan,
jadi rasa takut memperingatkan kita setiap ada bahaya. Tetapi phobia
adalah rasa takut yang terlalu dibesar-besarkan, di mana sebenarnya
tidak ada perlunya. Akibatnya akan menjadi penyakit psikis dan medis,
sehingga harus ditangani oleh dokter.dan bila hal itu dibiarkan
terus-menerua akan menjadi penyakit kejiwaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Beberapa jenis Phobia</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>A. CLAUSTROPHOBIA </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Phobia
ini adalah yang paling dikenal dan paling biasa. Claustrophobia adalah
rasa takut terhadap ruangan tertutup, sesuatu yang agak mudah dimengerti
dan dengan mana kita dapat bersimpati.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>B. AGORAPHOBIA.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Sedang
agoraphobia lebih sukar diterangkan dan diperkirakan bahwa untuk phobia
ini adalah rasa takut pada ruangan yang terbuka. Dalam bahasa Yunani
kuno, agora berarti tenipat pertemuan umum dan agoraphobia secara lebih
jauh dapat diterangkan sebagai ketakutan akan tempat umum. Penderita
agoraphobia takut pergi dan berada di antara orang banyak. Tanpa
pcrawatan dan prngobatan, pendenita ini dapat menjadi begitu gugup
sehingga mereka takut pergi keluar rumah mereka sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kebanyakan
dan pcnderita-pendcrita ini terdiri dan wanita wanita dan mereka
kadang-kadang terikat pada rumah-rumah mereka sampai bertahun-tahun.
Meskipun mereka takut keluar sendiri dan menghadapi umum, mereka tidak
suka diam di rumah sendirian; mrreka merasa tertekan, tidak dapat tidur
dan mempunyai banyak gejala-gejala lain. Terlalu mudah untuk mengatakan
bahwa agaraphobia adalah pendenila penyakit syaraf atau penyakit
berbahaya. Bagi seorang yang tidak pernah merasakan panik yang tidak’
dapat diterangkan, memang kedengarannya mustahil. Bagaimana scorang
agoraphobia mencrangkan kctakutannya. Kita takut pada tiap kcadaan yang
tidak dapat dihindari. Kadang kadang kita bangun malam hari dalam
kcadaan takut tanpa ada sebab.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>c. Phobia Terbang</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Banyak
orang mengalami suatu getaran atau tekanan bila mereka memakai tali
pengaman di dalam pesawat terbang, mereka harus diberi obat penenang
sebelum mereka naik pesawat terbang atau mereka tidak mau terbang sama
sekali.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Penyebab Phobia</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Ahli-ahli
medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda, dan hanya penderita yang
mempunyai teori tentang asal mula dan ketakutan mereka. Kebanyakan
phobia dimulai dengan suatu shock emosional atau suatu tekanan pada
waktu tertentu. Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia.
Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa suatu phobia adalah
suatu gejala dan suatu problema psikologis yang dalam yang harus
ditemukan, dihadapi, dan ditaklukkan. Kebanyak ahli-ahli setuju bahwa
tekanan dan sindiran. Rasa sakit banyak hikmahnya, antara lain dapat
mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihan
terhadap penderita dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa sosial,
dermawan, dan sebagainya. Tiap rasa sakit atau penyakit ada obatnya.
Hanya tergantung kepada penderita atau keluarga penderita, apakah ada
usaha atau tidak. Bagi yang berusaha sungguh-sungguh dengan disertai
mendekatkan diri kepada Tuhan dan pasrah kepada-Nya maka Tuhan akan
mengabulkan doa dan usahanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Pengobatan Phobia</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Penderita
phobia dianggap sebagai kasus tersendiri maka pengobatannya juga masih
dicarikan. Kesukaran pertama adalah mcnentukan diagnosanya. Beberapa
dokter memberikan obat penenang yang dapat menolong, meskipun banyak
penderita merasa bahwa obat penenang hanya dapat meredakan gejala tanpa
menyembuhkan penyakitnya. Psikoanalis – psikoanalisis berkonsentrasi
pada penemuan sebab Mana phobia itu dan menolong si penderita supaya
mengerti dan berkompromi dengan dorongan-dorongan sex atau dorongan-
dorongan yang mcnghancurkan daripada melarikan diri dan penyakit itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Suatu
cara pengobatan yang dipergunakan. Si penderita didorong untuk mengalami
ketakutan yang semaksimal mungkin, maka gejala ketakutan akan hilang
sesudah penderita mengalami secara dalam. TETAPI TINGKAH LAKU adalah
cara lain yang tetap dipakai dengan sukses. Prinsipnya adalah rileks. Si
penderita diajar untuk dapat rileks sambil memandang obyck atau keadaan
yang ditakuti.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>MELENYAPKAN RASA TAKUT.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Kita
sudah mengetahui bahwa rasa takut itu merupakan momok yang senantiasa
mengganggu kita. Sebenarnya, sebagaimana kita sendiri menciptakan rasa
takut itu, kita pun dapat mcnguasainya. Dengan akal sehat kita bisa
menentangnya. Memang tidak mudah untuk melakukan itu. Tapi dengan
latihan-latihan kita akan bisa melawan rasa takut itu sedikit demi
sedikit. Jangan biarkan diri terpengaruh oleh gangguan gangguan itu.
Justru biarkan diri untuk menjadi tuan dan mereka, hingga kita berkuasa
untuk menerima atau menolak, menurut kehendak kita. Yakinlah bahwa tidak
ada orang lain yang akan sanggup membuat kita takut. Memang mereka bisa
berbuat sesuatu yang kiranya dapat rnembangkitkan rasa takut kita. Tapi
itu tidak akan berarti apa-apa, bila kita telah siap menghadapinya,
bahkan kita bisa mengendalikannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dibawah ini beberapa cara untuk melenyapkan rasa takut yaitu :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -72pt;">
1.Kembangkan kelebihan lupakan kekeliruan</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -72pt;">
2.menganggap kegagalan adalah kesempatan yang tertunda</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -72pt;">
3.mencari cara dan hal baru yang lebih efisien</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -72pt;">
4.jangan melakukan pekerjaan dengan tergesa-gesa</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -72pt;">
5.berani mengambil resiko dengan perhitungan yang matang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>FRUSTASI</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Frustasi adalah suatu problem pribadi yang disebabkan oleh keinginan, harapan yang tidak atau gagal diselesaikan, diperolehnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
-Frustasi
juga berarti suatu keadaan dimana suatu kebutuhan tidak dapat terpenuhi
atau tujuan yang tidak bisa tercapai, dengan kata lain orang yang
mengalami hambatan atau usahanya gagal mencapai tujuan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>OBSESI</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Obsessi
merupakan pikiran yang bersifat terpaku (parsistent) dan senantiasa
bcrulang kembali, yang mcndcsakkan din ke taraf kesadaran individu dan
timbulnya tidak dapat diclakkan oleh individu yang bersangkutan.
Merupakan pikiran yang tidak wajar pula, seperti halnya phobia, disertai
sikap emosional yang kuat. Obsessi dan phobia biasanya merupakan alasan
untuk bertindak secara kompulsif. Individu yang ber sangkutan tahu
betul sifat yang tidak wajar dalam sikapnya. Tetapi perubahan juga tidak
akan terjadi, meskipun orang berusaha menginsyaf kannya melalui jalan
dan ratio.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>KOMPULSIF</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Merupakan
suatu pcrbuatan yang didasari dan diketahui oleh individu yang
bersangkutan, akan tetapi seolah-olah dilakukannya di luar kekuasaannya,
walaupun ia tahu perbuatan itu tidak wajar atau tidak masuk akal.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Soni
tidak pernah puas menutup pintu hanya satu kali. Rasa was- was dan takut
selalu menyelimuti dirinya, seakan-akan ia belum beres dalam menutup
pintu. Soni sangat kompulsif dalani mengunci pintu. Soni sendiri
sebenarnya tahu dan sadar bahwa kunci itu cukup dikunci satu kali saja.
Tetapi karena pikirannya bersifat obsessif, maka ia tidak kuasa mengelak
dorongan perbuatan yang bersifat kompulsif itu. Seakan-akan mengunci
pintu yang berulang ulang sampai menjengkelkan dirinya sendiri itu di
luar kekuasaannya sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Manusia
dan pandangan hidup adalah merupakan satu di antara beberapa materi
pokok ilmu yang terkandung dalam Ilmu Budaya Dasar. Ilmu Budaya Dasar
atau yang identik dengan istilah Basic Humanities itu sendiri
dimaksudkan agar dengan kondisi kehidupan masyarakat kita yang demikian
heterogen diharapkan seseorang menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya,
dan lebih halus.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Menurut
Koentjoroningrat, sebagai salah satu pokok bahasan dalam Ilmu Budaya
Dasar, pandangan hidup mengandung pengertian yang mendasar yakni bahwa
Pandangan Hidup adalah nilai – nilai yang dianut oleh suatu masyarakat
yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam
masyarakat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Sistem
nilai budaya sering juga merupakan pandangan hidup atau world view bagi
manusia yang menganutnya. Apabila “sistem nilai” merupakan pedoman
hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat, “pandangan
hidup” merupakan suatu sistem pedoman yang dianut oleh golongan-golongan
atau, lebih sempit lagi, oleh individu-individu khusus di dalam
masyarakat. Oleh karena itu, hanya ada pandangan hidup golongan atau
individu tertentu, tetapi tidak ada pandangan hidup pada keseluruhan
masyarakat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pandangan
hidup merupakan bagian hidup manusia, tidak ada seorang pun yang hidup
tanpa pandangan hidup meskipun pada tingkatan yang berbeda-beda.
Pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup
itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam kehidupanya manusia tidak akan terlepas dan 3 hal pokok, yakni:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Cita-cita,</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Kebajikan, dan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
- Sikap hidup</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Karena
itu pula, wajarlah apabila cita-cita, kebajikan dan sikap hidup
merupakan bagian hidup manusia. Dan itu pulalah sebabnya cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya kreativitas manusia.
Banyak hasil seth yang melukiskan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup
seseorang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Pandangan Hidup dan Ideologi</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Ideologi
merupakan komponen dasar terakhir dan sistem sistem sosial budaya.
Pengertian ini menyangkut sistem-sistem dasar kepercayaan dan petunjuk
hidup sehari-hari.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Suatu ideologi bagi masyarakat tersusun dan 3 unsur, yakni:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
1. Pandangan hidup</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
2. Nilai-nilai</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
3. Norma-norma</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pendapat
tersebut menunjukkan bahwa pandangan hidup itu merupakan bagian dan
ideologi kebudayaan yang dapat membuat kemungkinan-kernungkinan menjawab
pertanyaan mengapa (why) tentang sesuatu dan kehidupan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Klasifikasi Pandangan hidup </b></div>
<ol style="margin-top: 0;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pandangan Hidup yang berasal dari Agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pandangan hidup berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma-norma yang terdapat dalam Negara tersebut.</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pandangan hidup yang
berasal dari renungan adalah pandangan hidup yang relative kebenarannya,
karena sifatnya individu dan diyakini oleh persepsi diri sendiri.</li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Langkah – Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Manusia
pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana
kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang
bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana
mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai sarana
kesejahteraan, ketenteraman dan sebagainya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Maka
kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena
hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan
pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan
baik. Maka dari itu di bawah ini beberapa langkah-langkah dalam
berpandangan hidup yang baik, sebagat berikut:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
1.Mengenal.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Mengenal
ini merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama
dan setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu
pasti mempunyai pandangan hidup.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
2.Mengerti</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Tahap
kedua untuk berpandangan hidup yang balk adalah mengcrti. Mengerti di
sini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila
dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam
berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila
dan bagairnana mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagi yang
berpandangan hidup pada agama islam, hendaknya kita mengerti apa itu Al
Qur’an, hadits dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mcngatur
kehidupan baik di dunia niaupun di akherat. Selain itu juga kita
mengerti untuk apa dan dan mana Al Qur’an, hadits, dan ijmak itu.
Sehingga dengan demikian mempunyai suatu konsep pengrrtian tentang
pandangan hidup Islam itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
3.Menghayati</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Langkah
selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati
pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita mcniperoleh
ganibaran yang tepat dan benar mengenai pandangan hidup itu sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Mcnghayati
di sini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai
pandangan hidup itu scndiri. Dengan menganalisa dan bertanya kepada
orang yang lebih mampu dalam pemahaman pandangan hidup.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
4.Meyakini</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Setelah
mengetahui kcbenaran dan validitasnya, baik secara kemanusiaan, maupun
ditinjau dan segi kemasyarakatan maupun bernegara dan dan kehidupan di
akherat, maka hcndaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita
hayati itu. Meyakini me merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh
suatu kcpasiian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dengan
yakin (meyakini) berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini
maka ada kecenderungan untuk selalu brrpedoman kepadanya dalam segala
tingkah laku dan tindakannya atau setidak-tidaknya tingkah laku dan
tindak-tanduknya scialu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang
diyakininya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
5.Mengabdi</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Pengabdian
merupakan snatu hal yang pcnting dalani mcnghayati dan mcyakini sesuatu
yang telah dibcnarkan dan ditenima baik oleh dirinya lebih – lebih oleh
orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedang
perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh prihadi kita
sendiri. Dan mengabdi itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan
atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat. Dampak berpandangan hidup
Islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang kedua orang tua.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Jadi
bila kita sudah mengenal, mengerti, menghayati dan meyakini pandangan
hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian Dan pengabdian
maka hendaknya dijadikan pakaiannya baik dalam waktu tenteram
lebih-lebih bila menghadapi hambatan dan tantangan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
6.Mengamankan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Proses
mengamankan mi merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit
kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses
mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah yang
terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam
menanggulangi segala sesuatu demi tetap tegaknya pandangan hidup itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Misalnya
seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh kepada pandangan
hidupnya, lain suatu ketika dia dicela baik secara langsung ataupun
secara tidak Iangsung, maka jelas dia tak menenima celaan itu. Bahkan
bila ada orang yang ingin merusak atau bahkan ingin memusnahkan agama
Islam baik terang-terangan ataupun secara diam-diam, sudah tentu dan
sudah selayaknya bila kita mengadakan tindakan terhadap segala sesuatu
yang menjadi pengganggu. Dengan kata lain para pengikut pandangan hidup
Islam akan bertindak untuk mengamankan terhadap segala tindakan yang
bermaksud atau ingin mengganggu salah satu diantara pandangan hidup itu,
pasti ditindak selain oleh Allah kelak juga oleh para pengikut Islam
itu sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<b>CITA-CITA DAN PANDANGAN HIDUP</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Di
samping itu juga pandangan hidup yang teguh ini akan mampu memperbaiki
segala tingkah lakunya, baik dalam bermasyarakat ataupun dalam
menyelesaikan segala masalah hambatan, gangguan dan tantangan sehingga
nantinya akan terwujud cita-cita yang didambakannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Oleh
karetia itu scbagai makhluk yang mempunyai Cita-cita terutama cita-cita
yang akan memimpin kepada kebaikan dan keselamatan baik pribadi maupun
orang lain dan lebih-lebjh keselamatan di akherat kelak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Bila
kita kaji lebih datam maka dalam berpandangan hidup yang baik itu tentu
terdapat keyakinan yang teguh. Pandangan hidup yang demikian ini
merupakan dasar akan adanya cita-cita artinya bila adanya cita-cita ini
didasari oleh pandangai hidup ini maka cita-cita ini akan lebih besar
kemungkinannya dan bila berhasil maka berarti cita-citanya itu merupakan
hasil petunjuk dan Allah sebagai pencipta seluruh makhluk yang ada.
Dengan demikian besar kemungkinannya untuk selamat dalam menjalankan
tugas dan keberhasilan cita-citanya itu dengan syarat yang bcrsangkutan
selalu berpegang teguh pada pandangan hidupnya dimanapun berada.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36pt;">
<b><i>SELESAI</i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<br />
<br />
<br />
Oleh : Bayu Pramutoko,SE,MM<br />
URL : <a href="http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/modul-ibd/%20" rel="nofollow" target="_blank">http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/modul-ibd/ </a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1688786841664367500.post-31381953800269272852012-07-04T00:39:00.002-07:002012-07-04T00:39:57.450-07:00Makalah Ilmu Budaya DasarILMU BUDAYA DASAR<br />
Pendahuluan :<br />
Mata kuliah IBD adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan
tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan tentang berbagai masalah yang
dihadapi manusia dalam hidupnya sehari-hari. Diharapkan mata kuliah ini
dapat menjadi semacam lingua franca atau bahasa pemersatu bagi para
akademisi dari berbagai lapangan ilmiah. Dengan memiliki satu bekal yang
sama diharapkan agar para akademisi dapat lebih lancer berkomunikasi.
Kelancaran berkomunikasi ini selanjutnya akan memperlancar proses
pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh para cendikiawan
dari berbagai lapangan keahlian.<br />
<a name='more'></a><br />
Dengan mendapat mata kuliah IBD mahasiswa diharapkan natinya memiliki
latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudaaan Indonesia
pada umumnya dan menimbulkan minat mendalaminya lebih lanjut, agar
dengan demikian mahasiswa diharapkan turut mendukung dan mengembangkan
kebudayaannya sendiri dengan kreatif. Salah satu sifat penting mata
kuliah ini ialah bahwa IBD bukan pelajaran sastra, bukan filsafat, bukan
sesuatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Sesuai dengan namanya Ilmu
Budaya Dasar, kuliah ini hanya memberikan dasar-dasar yang cukup kuat
kepada mahasiswa untuk mencari hubungan antara segala segi kebudayaan
dalam hubungan usaha yang terus mencari kebenaran, keindahan, kebebasan,
dalam berbagai bentuk, serta hubungannya dengan alam semesta, Tuhannya,
masyarakatnya dan juga penemuan dirinya sendiri. Pendeknya dalam
mencari hidup yang dirasanya lebih bermakna. Ini tentu menyangkut sikap
moral yang diharapkan memperlengkapi mahasiswa dengan pengalaman luas
yang padu yang akan membimbingnya kearah pembentukan ukuran-ukuran, rasa
dan nilai-nilai dengan tidak bergantung pada orang lain.<br />
Jadi secara singkat dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapatkan mata
kuliah ini mahasiswa diharapkan memeperlihatkan, minat dan kebiasaan
menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan di luar
lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya dan mengapa.<br />
Kesadaran akan pola-pola nilai yagn dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari<br />
Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang
dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat
membenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri<br />
Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasanya
sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggungjawab dan sebaliknya
menolak nilai-nilai yang tidak dibenarkannya.<br />
Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia
juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka
menyempurkan pembentukan sarjana.<br />
Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas:<br />
1. Kemampuan akademis; adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara
ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun
berpikir logis, kritis, sitematis, dan analitis, memiliki kemampuan
konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang
dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya<br />
2. Kemampuan professional; adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga
ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli
diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang
profesinya.<br />
3. Kemampuan personal ; adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan
ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu
menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan
kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan,
kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan
kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia.<br />
Dengan seperangkat kemampuan yang dimilikinya lulusan perguruan
tinggi diharapkan menjadai sarjana yang cakap, ahli dalam bidang yang
ditekuninya serta mau dan mampu mengabdikan keahliannya untuk
kepentingan masyarakat<br />
Indonesia dan umat manusia pada umumnya.<br />
Pengertian Ilmu Budaya Dasar<br />
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal
dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus.
Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi
lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus
atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus
mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan
tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.<br />
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan
budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof
Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar yaitu :<br />
a. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan
mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu
dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini
kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil
penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah.<br />
b. Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk
mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara
manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman
dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar,
hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan
antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.<br />
c. Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan
mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji
hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan
kenyataankenyataanyang bersifat unik, kemudian diberi arti. Pengetahuan
budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup
keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi
lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni
rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities)
adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD
menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan
mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.<br />
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya
dasar dalam bahasa Ingngris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya
dalam bahas inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan
budaya<br />
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo
humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya,
melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan budaya.<br />
Tujuan Ilmu Budaya Dasar<br />
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak
dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi
IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain
dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.<br />
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat:<br />
v Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga
mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
terutama untuk kepentingan profesi mereka. Memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan
dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.<br />
v Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara
serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam
sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Mengusahakan
wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu
sama lain. Denganmemiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.<br />
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar<br />
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua
masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :<br />
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah
kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing
keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan
(antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya. Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.<br />
Menunjuk kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD,
nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam
pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana
hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri,
nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta
menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan
adalah :<br />
1. Manusia dan cinta kasih<br />
2. Manusia dan Keindahan<br />
3. Manusia dan Penderitaan<br />
4. Manusia dan Keadilan<br />
5. Manusia dan Pandangan hidup<br />
6. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian<br />
7. Manusia dan kegelisahan<br />
8. Manusia dan harapan<br />
Mahasiswa dapat memahami dan menghayati berbagai kenyataan yang
diwujudkan oleh kebudayaan dan dapat mengkaji semua hubungan antara
manusia dan kebudayaan, mengetahui hakekat manusia,mengerti tentang
semua unsur-unsur kebudayaan Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
unsur-unsur yang membangun manusia.<br />
Tujuan Instruksional Khusus :<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan hakekkat manusia<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kepribadian bangsa timur<br />
· Mahasiswa dapat menunjukan bagan psiko-sosiogram manusia<br />
· Mahasiswa dapat mendefinisikan kebudayaan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan 7 unsur kebudayaan universal<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan 3 wujud kebudayaan menurut dimensi wujudnya<br />
Manusia<br />
Dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari
partikel-partikel atom yang membentuk jaringan system yang dimiliki oleh
manusia ( ilmu kimia ). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem
fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari
energi ( ilmu fisika ). Manusia merupakan mahluk biologis yang tergolong
dalam golongan mahluk mamalia ( biologi ). Dalam ilmu-ilmu sosial,
manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu selalu
memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus ( ilmu
ekonomi ). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri ( sosiologi ), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (
politik ). Dan lain sebagainya.<br />
1. Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :<br />
· Jasad; yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba, dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.<br />
· Hayat; yaitu mengandung unsure hidup, yang ditandai dengan gerak<br />
· Ruh; yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara
spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersift
konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.<br />
· Nafas; dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentan diri sendiri<br />
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung 3 unsur yaitu :<br />
· Id. Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan
paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang
menunjukkan cirri alami yang irrasional dan terkait masalah sex, yang
secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak
berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur
lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id
dengan dunia luar.<br />
· Ego. Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali
dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif”
karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial
yang dapat dimengerti oleh orang lain.<br />
· Superego. Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul
kira-kira pada usia limat tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang
berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari
lingkungan eksternal. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam
derajat tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan
hukuman yang terinternalisasi.<br />
Dari uraian diatas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa
hubungan antara tindakan dan unsure-unsur manusia. Seringkali misalnya
orang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat
diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih dikendalikan oleh Id
dibandingkan super-egonya. Atau seringkali ada kelainan yang terjadi
pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh pendek
berani tampil ke muka umum, dapat diterangkan dengan mengacu pada unsur
nafsu (kesadaran diri ) yang dimilikinya. Kesemuanya tersebut dapat
digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.<br />
Hakekat Manusia :<br />
1. Mahluk ciptaan Tuhan yagn terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.<br />
2. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan denan mahluk lainnya.<br />
3. Mahluk biokultural yaitu mahluk hayati yagn budayawi.<br />
4. Mahluk Ciptaan Tuhan yagn terkait dengan lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.<br />
Pengertian Kebudayaan<br />
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada
suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada
masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.
Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah
satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang
merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan
cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat.<br />
Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan sega norma dan nilai
masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam
arti luas., didalamnya termasuk, agama, ideology, kebatinan, kenesenian
dan semua unusr yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia. Yang
hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjtunya cipta merupakan kemampuan
mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat dan yang
antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta
dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai
oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai
dengan kepentingan sebagian<br />
besar, bahkan seluruh masyarakat. Dari pengetian tersebut menunjukkan
bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan ari pengetahuan manusia
sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan
memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya
serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.Atas dadar
itulah para ahli<br />
mengemukakan adanya unsure kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :<br />
1. unsur religi<br />
2. sistem kemasyarakatan<br />
3. sistem peralatan<br />
4. sistem mata pencaharian hidup<br />
5. sistem bahasa<br />
6. sistem pengetahuan<br />
7. seni<br />
Bertitik tilah dari sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :<br />
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan
sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak,
lokasinya aa dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup.<br />
2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.<br />
3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia<br />
Perubahan kebudayaan pada dasarnya tidak lain dari para perubahan
manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan itu.
Perubahan itu terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia
lainnya, atau<br />
karena hubungan antara kelompok manusia dalam masyarakat. Tidak ada
kebudayaan yanga statis, setiap perubahan kebudayaan mempunyai dinamika,
mengalami perubahan; perubahan itu akibat dari perubahan masyarakat
yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.<br />
Manusia dan Cinta Kasih<br />
· Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang cinta kasih, serta kaitannya dengan manusia<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian cinta kasih<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan 3 unsur tentang cinta<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan 3 tingkatan cinta<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan berbagai bentuk cinta<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kasih saying<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kemesraan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pemujaan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian belas kasih<br />
· Mahasisswa dapat menyebutkan cara-cara menumpahkan belas kasih<br />
Pengertian Cinta Kasih<br />
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta. Cinta
adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayagn (kepada). Ataupun
rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya sedangkan kata kasih
artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehinggakata
kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (saying) kepada seseorang yang disertai menaruh
belas kasihan.<br />
Pengertian tentang cinta dikemukakan oleh Dr. Sarlito.W.Sarwono.
dikatakan bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu: keterikatan, keintiman,
dan kemesraan.. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan
untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi
dengan orang lain kecuali dengan dia. Keintiman yaitu adanya
kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda
dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal
seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama
atau sebutan saying. Kemesraan yaitu adanya rasa ingin membelai atau
dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya
ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.<br />
Didalam kitab suci Al Quran ditemui adanya fenomena cinta yang
bersembunyi dalam jiwa manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan yaitu tinggi,
menengah dan rendah. Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah,
rasulallah dan berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah
cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta
tingkat rendahaanya cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga,
kerabat, harta dan tempat tinggal.<br />
Kasih Sayang<br />
Kasih sayang adalah perasaan saying, perasaan cinta atau perasaan
suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayaing
merupakan kunci kebahagiaan. Kasih saying ini merupakan pertumbuhan dari
cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing
pihak dituntut tanggungjawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,
saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan
yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsure kasih sayang hilang,
misalnya umur, tanggungjawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu.<br />
Kemesraan<br />
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan
simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria
dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih saying yang
mendalam.<br />
Pemujaan<br />
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.<br />
Belas Kasihan<br />
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta. Cinta Agape ialah
cinta manusia kepada Tuhan. Cinta Philia ialah cinta kepada ibu bapak
(orang tua) dan saudara. Dan ketiga cinta erros atau amor ini ialah
cinta antara pria dan wanita. Beda antara cinta amor dan eros ini adalah
citna eros cinta karena kodrati sebagi laki-lakai dan perempuan,
sedangkan cinta amor karena unsure-unsur yang sulit dinalar, misalnya
gadis normal yang cantik mencintai dan mau menikahi seorang pemuda yang
kerdil. Cinta terhdap sesame merupakan perpaduan cinta agape dan cinta
philia. Cinta sesame ini diberikan istilah belas kasihan untuk
membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita, cinta kepada
Tuhan. Dalam cinta kepada sesame ini diberi istilah belas kasihan,
karena cinta disini buka karena cakapnya, kayanya, cantiknya, melainkan
karena penderitaannya.<br />
Manusia dan Penderitaan<br />
Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kenyataan-kenyataan yang ada
dalam kehidupan manusia dengan berbagai macam penderitaan, pengaruh dan
sebab<br />
yang ada<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian penderitaan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian siksaan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan 3 siksaan yang sifatnya psikis<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kekalutan mental<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan tahap-tahap gangguan kejiwaan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan sebab-sebab timbulnya kekalutan mental<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan proses-proses kekalutan mental<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan sebab-sebab timbulnya penderitaan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan<br />
Pengertian Penderitaan<br />
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan
dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin.
Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan
bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan
individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu
pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan
energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal
untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.<br />
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam
kasus penderitaan sesuai dengan likuliku kehidupan manusia. Bagaimana
manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yagn
dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak
paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang
dihadapinya.<br />
Siksaan<br />
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat
juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami
seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa
berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang
berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab
yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia
dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu
jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang
merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan
tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan
pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan
disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus
menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.<br />
Kekalutan Mental<br />
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan
mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan
akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi
sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental<br />
adalah :<br />
· Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung<br />
· Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah<br />
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :<br />
· Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bais jasmana maupun rokhani<br />
· Usaha mempertahankan diri dengan cara negative<br />
· Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan<br />
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :<br />
a. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna<br />
b. T erjadinya konflik sosial budaya<br />
c. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan social<br />
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah
positif dan negative. Posotf; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan
baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan
sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah
kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan
sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat
tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi antara lain :<br />
1. Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak
terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.<br />
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan.<br />
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.<br />
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.<br />
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.<br />
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.<br />
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn
dapat menjurus ke sifat yang sinting.<br />
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :<br />
1. kota – kota besar<br />
2. anak-anak muda usia<br />
3. wanita<br />
4. orang yang tidak beragama<br />
5. orang yang terlalu mengejar materi<br />
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab
timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai
berikut :<br />
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia<br />
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan<br />
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan
karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.
Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti
kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup
bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
SIkap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin
timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia
berjuang menentang kawin paksa, dan lainlain.<br />
Manusia dan Keindahan<br />
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang keindahan, renungan,
keserasihan serta kaitannya dengan manusia didalam kehidupan sehari-hari<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keindahan<br />
· Mahasiswa dapat membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah banda tertantu yang indah<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan tentang keindahan yang seluas-luasnya<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan tentang nilai etetik<br />
· Mahasiswa dapat membedakan nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tentang kontemplasi dan ekstansi<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan teori-teori dalam renungan<br />
Keindahan<br />
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik,
elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang
sama yaitu: abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang
tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.<br />
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera
perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau
lokal.<br />
Apakah keindahan Itu ?<br />
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu.
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena
tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan
sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu
baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk
itu keindahan berkomunikasi. Menurut cakupannya orang harus membedakan
keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering
dipergunakan istilah “beuty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau
hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini
kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan
menurut luasnya pengertian; yakni<br />
a. keindahan dalam arti luas<br />
b. keindahan dalam arti estetis murni<br />
c. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan<br />
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa
Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya
menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang
Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang
indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah
dan adapt kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal
keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan
berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan
pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi :
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan
intelektual.<br />
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.
Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya
menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan dari bentuk dan warna.<br />
Nilai estetik.<br />
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai
sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan
sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup
dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu
relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan,
karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri.
Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai
terbukti ketakbenarannya. Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai
subyektif dan nilai obyektif. Atau ada yang membedakan nilai
perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting
adalah nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah
sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal
lainnya ( instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat sebagai
alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang
bersangkutan, yaitu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda
itu sendiri. Sebagai contoh : Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari
bahasa, diksi baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik,
sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat
benda ) puisi itu disebut nilai instrinsik. Tarian damarwulan
Minakjonggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang pesan yang ingin
disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan
nilai instrinsik.<br />
Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?<br />
1. Tata nilai yang telah usang<br />
2. Kemerosotan zaman<br />
3. Penderitaan Manusia<br />
4. Keagungan Tuhan<br />
Renungan<br />
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalamdalam.<br />
Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni
ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan
teori psikologis.<br />
Teori Pengungkapan.<br />
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” (
seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama
bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika
menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah
filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan
bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama
dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh
melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan
gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud
pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan
kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya
tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalamam estetis
seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan. Seorang
tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni
aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah
mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan
berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam
kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami
perasaan yang sama.<br />
Teori Metafisik<br />
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori
yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karyakaryanya untuk sebagian
membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai
sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori).
Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada
tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah
terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip
realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan
mimemis (tiruan) dari ralita duniawi.<br />
Teori Psikologis<br />
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut
hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan
metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan
bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah
sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni<br />
tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar
dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang
dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer (
1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk
bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni
merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental
manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus
dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni
sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.<br />
Manusia dan Keadilan<br />
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang berbagai macam keadilan,
keadilan sosial, kejujuran, kecurangan dan kenyataan yang ada dalam
kehidupan serta<br />
kaitannya dengan manusia<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keadilan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan makna keadilan<br />
· MahaMahasiswa dapat menyebutkan macam-macam keadilan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kejujuran<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat kejujuran<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kecurangan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan sebab-sebab orang melakukan kecurangan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam perhitungan dan pembalasan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tentang nama baik<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan hakekat pemulihan nama baik<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tentang pembalasan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan penyebab pembalasan<br />
· Mahasiswa dapat menuliskan 1 contoh pembalasan<br />
Pengertian Keadilan<br />
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang
terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut
dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam
ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh
benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing
orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran
terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil. Keaadilan oleh Plato
diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah
orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates,
keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa
pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan
kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang
menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan
terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja
sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat
ini terbatas pada nilainilai tertentu yang sudah diyakini atau
disepakati. Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan
itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan
kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan
menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan
bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang
memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.<br />
Berbagai Macam Keadilan<br />
1. Keadilan legal atau keadilan moral<br />
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani
umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam
masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat
dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato
itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut
keadilan legal.<br />
2. Keadilan distributive<br />
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal
yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama
diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated
equally).<br />
3. Keadilan komutatif<br />
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan
asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang
bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau
bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat<br />
Kejujuran<br />
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai
dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang
ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar
ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu
dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan
harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati
janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang
masih terkandung dalam hati nuraninya<br />
yang berupa kehendak, harapan dan niat.<br />
Kecurangan<br />
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur,
dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau
kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari
nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang
dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha.
Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun
kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang
paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya
hidup menderita. Bermacammacam sebab orang melakukan kecurangan.
Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu
aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik.
Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya
akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan
tetapi, apabila<br />
manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka
manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan
jadilah kecurangan.<br />
Pemulihan nama baik<br />
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang
tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya
baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga
disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan.
Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku
atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu,
antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin
pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan
agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah
kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya
tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang
baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf.
Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah
laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan
pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih
sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela,
tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.<br />
Pembalasan<br />
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu
dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah
laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh
adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang
bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan
balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk
moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi
norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya
adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban
manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya
dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan
kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah
pembalasan.<br />
Manusia dan Keadilan<br />
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang berbagai macam
keadilan, keadilan sosial, kejujuran, kecurangan dan kenyataan yang ada
dalam kehidupan serta kaitannya dengan manusia<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keadilan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan makna keadilan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam keadilan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kejujuran<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat kejujuran<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kecurangan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan sebab-sebab orang melakukan kecurangan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam perhitungan dan pembalasan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tentang nama baik<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan hakekat pemulihan nama baik<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tentang pembalasan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan penyebab pembalasan<br />
· Mahasiswa dapat menuliskan 1 contoh pembalasan<br />
Pengertian Keadilan<br />
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang
terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut
dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam
ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh
benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing
orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran
terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil. Keaadilan oleh Plato
diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah
orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates,
keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa
pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan
kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang
menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan
terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja
sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat
ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau
disepakati. Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan
itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan
kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan
menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan
bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang
memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.<br />
Berbagai Macam Keadilan<br />
4. Keadilan legal atau keadilan moral Plato berpendapat bahwa keadilan
dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat
dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang
menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the
man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral,
sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal<br />
5. Keadilan distributive Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan
terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan
hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when
equels are treated equally).<br />
6. Keadilan komutatif Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban
masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan
ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua
tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan
merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat<br />
Kejujuran<br />
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai
dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang
ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar
ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu
dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan
harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati
janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang
masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan
niat.<br />
Kecurangan<br />
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur,
dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau
kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari
nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang
dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha.
Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun
kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang
paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya
hidup menderita. Bermacammacam<br />
sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan
alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan,
aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat asepk tersebut
dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan
norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila<br />
manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka
manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan
jadilah kecurangan.<br />
Pemulihan nama baik<br />
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang
tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya
baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga
disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan.
Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku
atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu,
antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin
pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama
dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran
manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik.
Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat
dan minta maaf tidak<br />
hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah,
berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama
hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin,
takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan
budi luhur selalu dipupuk.<br />
Pembalasan<br />
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu
dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah
laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh
adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang
bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan
balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk
moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi
norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya
adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban
manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya
dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan
kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah
pembalasan.<br />
Manusia dan Pandangan Hidup<br />
Mahsiswa dapat memahami dan mengerti tentang pandangan hidup, cita-cita,
kebajikan, keyakinan, usaha atau perjuangan, langkah-langkah pandangan
hidup serta kaitannya dengan manusia dalam kehidupannya<br />
Pengertian pandangan hidup dan ideology:<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pandangan hidup<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam sumber pandangan hidup<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan hidup muslim<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ideologi<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tentang cita-cita<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tentang kebajikan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan makna kebajikan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian usaha/perjuangan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan 3 aliran filsafat<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keyakinan atau kepercayaan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan langkah-langkah berpandangan hidup yang baik<br />
Pengertian Pandangan hidup<br />
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat
kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup
artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut
waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah
timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui
proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu
dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal,
sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil
pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu
terdiri dari 3 macam :<br />
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya<br />
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara<br />
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.<br />
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai
pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideology.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu : cita-cita,
kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Cita-cita ialah apa yang
diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.
Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik
yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau
perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana,
dan kepercayaan kepada Tuhan.<br />
Cita-Cita<br />
Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan
pandangan hidup yang akan dating. Pada umumnya<br />
cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi,
dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan
tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu
tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut
angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan dating
sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang
mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama
factor manusia yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi
selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah
cita-cita yang hendak dicapai.<br />
Kebajikan<br />
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada
hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan
norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut
kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat baik.. Sebagai mahluk<br />
pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang
buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah
semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang
dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah
laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakin untuk diri sendiri. Suara
hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk
berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat
sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya
pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka
tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara
hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu
atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan
suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan
manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah
laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah
laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor
pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.<br />
Usaha/perjuangan<br />
Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja
keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani,
atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia
dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul perbedaan
tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.<br />
keyakinan/kepercayaan.<br />
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari
akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran
filsafat yaitu<br />
· Aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib
yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan
itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang
tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan
mungkin juga tidak ada<br />
· Aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut
akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati
nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu
dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi
adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin
teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran
ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu
bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan
kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik.
Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu
dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal
menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah
lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal
lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
(berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir
rendah (bodoh)<br />
· Aliran gabungan. Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal.
Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya
Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan,
yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan
akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani).
Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh
hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih
berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak
menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir
individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan
hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib
dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang,
akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa
(hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara
kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang
dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima
oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.<br />
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik :<br />
1. mengenal<br />
2. mengerti<br />
3. menghayati<br />
4. meyakini<br />
5. mengabdi<br />
6. mengamankan<br />
Manusia dan Tanggungjawab<br />
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang tanggung jawab,
macam-macam tanggung jawab, pengabdian atau pengorbanan, serta kaitannya
denngan manusia<br />
dalam kehidupannya<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pngertian tanggung jawab<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan makna tanggung jawab<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis tanggung jawab<br />
· Mahasiswa dapat menuliskan 1 contoh pada tiap-tiap jenis tanggung jawab<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pengabdian<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam pengabdian<br />
· Mahasiswa dapat menuliskan 1 contoh pengabdian dalam kehiidupan sehari-hari<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pengorbanan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam pengorbanan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan akibat dari pengorbanan<br />
· Mahasiswa dapat menuliskan 1 contoh tentang pengorbanan<br />
Tanggungjawab<br />
Tanggungjawb adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya.
Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab
juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau
keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas
kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu
hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab itu
bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa
setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau
bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain yang<br />
memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi
kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat
perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan
ke dalam keadaan baik. Daari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak
mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara
individual maupun dengan cara masyarakat. Apabila dikaji, tanggungjawab
itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai
akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari
perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban
atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau
pihak lain dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama
manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu<br />
dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu cirri manusia beradab
(berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat
baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain
memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau
meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui
pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Macam-macam Tanggungjawab :<br />
1. Tanggungjawab terhadap diri sendiri<br />
2. Tanggungjawab terhadap Keluarga<br />
3. Tanggungjawab terhadap masyarakat<br />
4. Tanggungjawab terhadap bangsa / negara<br />
5. Tanggungjawab terhadap Tuhan<br />
Pengabdian dan Pengorbanan<br />
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian
dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu
sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma,
atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu
pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila orang bekerja keras
sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada
keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada
Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan
merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan. Pengorbanan berasal dari
kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan
berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak
menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran
moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan
pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada
pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata
pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata
pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman..<br />
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa
harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,
tanpa ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak
menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak<br />
menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan,
tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi
pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.<br />
Manusia dan Kegelisahan<br />
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang berbagai macam
kegelisahan, sebab-sebab orang kelisa, keterasingan , kesepian, dan
usaha-usaha mengatasi<br />
kegelisahan/ ketidak pastian serta kaitannya dengan manusia dalam kehidupannya<br />
Pengertian kegelisahan<br />
· Mahasiswa dapat mejelaskan pengertian kegelisahan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan 3 macam kecemasan yang menimpa manusia<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan sebab-sebab orang gelisa<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan usaha-usaha mengatasi kegelisahan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keterasingan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan penngertian kesepian<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan 3 macam-macam penyebab terjadinya kesepian<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ketidak pastian<br />
· Macam-macam penyebab terjadinya ketidak pastian<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan usaha-usaha mengatasi ketidak pastian<br />
Pengertian Kegelisahan<br />
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram
hatinya, selalu merasa kwatir tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga
kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram
hati maupun perbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah
lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat
diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam
situai tertentu. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi kecemasan.
Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan
kecemasan, kekwatiran ataupun ketakutan. Masalh kecemasan atau
kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi<br />
dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena pa yang
diinginkan tidak tercapai. Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat,
bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan
kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.<br />
v Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap
keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam utnuk mencelakakannya.
Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan,
dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadia
takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan
tertentu dari lingkungan..<br />
v Kecemasan neorotis timbul karena pengamatan tentang bahaya dari
naluriah Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni;
kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk
ketakutan yang irasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup,
gagap dan sebaganya.<br />
v Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi
memiliki bermacam=macam emosi atnra lain: iri, dengki, marah, gelisah,
cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan
individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap
seperti itu sering membuat orang merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan
putus asa.<br />
Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang
takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman,
baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Mengatasi kegelisahan ini
pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap
tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala<br />
kesulitan dapat kita atasi.<br />
Keterasingan<br />
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata
dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal, sehingga kata
terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang
lain, atau terpencil. Jadi kata terasing berarti hal-hal yang berkenaan
dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang
lain. Keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama,
orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan sudah tentu dengan sebab
dan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada
dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak<br />
dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau
kekurangan yang aa pada diri seseorang, sehingga ia tida dapat atau
sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.<br />
Kesepian<br />
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang,
sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak
berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian
hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergangung pada mental orang dan
kasus penyebabnya. Bermacam sebab terjadinya kesepian, frustasi dapat
mengakibatkan kesepian. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan.
Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga
dijauhi teman-teman sepergaulannya.<br />
Ketidakpastian<br />
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu,
tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa
asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak
tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang
jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat
pikirannya tidak konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh
berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau. Beberapa sebab orang tak
dapat berpikir dengan tidak pasti ialah :<br />
1. obsesi<br />
2. phobia<br />
3. kompulasi<br />
4. hysteria<br />
5. delusi<br />
6. halusinasi<br />
7. keadaan emosi<br />
Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental si
penderita. Andaikata penyebabnya sudah diketahui, kemungkinan juga tidak
dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi
penderita diajak pergi sendiri ke psikolog.<br />
Manusia dan Harapan<br />
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang harapan, sebab manusia
mempunya harapan, doa, kepercayaan dan usaha untuk meningkatkan
kepercayaan serta<br />
kaitannya dengan manusia dalam kehidupannya<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengeertian harapan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan persamaan harapan dan cita-cita<br />
· MahMahasiswa dapat menyebutkan penyebab manusia mempunyai harapan<br />
· Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kepercayaan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan 3 teori kebenaran<br />
· Mahasiswa dapat membedakan 4 kepercayaan<br />
· Mahasiswa dapat menyebutkan usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya<br />
Harapan<br />
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti
manusia itu hati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan bergantung pada pengetahuan, engalaman, lingkungan hidup dan
kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung
pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan
kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan
kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha
dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan
mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada
umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat
persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud,
pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang
lebih baik atau meningkat. Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk
sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan
hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada
dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Menurut Maslow sesuai
dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai
harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau
kebutuhan manusia itu adalah :<br />
1. kelansungan hidup<br />
2. keamanan<br />
3. hak dan kewajiban mencintai dan dicintai<br />
4. diakui lingkungan<br />
<br />
<br />
Sumber: http://massofa.wordpress.com<br />
http://www.GOOGLE.comUnknownnoreply@blogger.com0